Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Suporter PON, Ketika Remaja Riuhkan GOR Bima

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 29 September 2016 | 06:00 WIB
Ekspresi pebulu tangkis Jonatan Cristie (kedua dari kiri) seusai bertemu dengan para penggemar yang berkerumun di belakangnya usai laga final tunggal putra PON 2016 di GOR Bima, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/9/2016). (LARIZA OKY ADISTY/JUARA.NET)

Suporter olahraga selalu punya cara menunjukkan afeksi mereka terhadap atlet yang mereka kagumi. Tidak terkecuali para penonton babak final bulu tangkis Pekan Olahraga Nasional di GOR Bima, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (28/9/2016). 

Penonton sudah memadati tempat duduk di GOR Bima sebelum rangkaian partai final dimulai pukul 14.00.

Tidak sedikit yang membawa poster dukungan terhadap pemain unggulan mereka.

Lelaki, perempuan, dewasa, remaja, sampai anak kecil bercampur di dalam GOR. Tidak sedikit penonton remaja yang hadir masih mengenakan seragam sekolah.

Yel-yel meneriakkan nama daerah atau nama finalis juga tidak berhenti terdengar. Belum lagi ketika para pemain, seperti Praveen Jordan, Kenas Adi Haryanto, Jonatan Christie, atau Angga Pratama memasuki lapangan.


Para penonton di GOR Bima, Cirebon, Jawa Barat, mengulurkan tangan mencoba menangkap kaos yang dilempar pemain ganda campuran Jawa Tengah, Praveen Jordan, usai pertandingan PON 2016, Rabu (28/9/2016).(LARIZA OKY ADISTY/JUARA.NET)

Teriakan dan sorakan para penonton seperti naik setengah oktaf alias lebih kencang dari biasa.

Momen ketika Jonatan Christie bertanding bisa menjadi contoh apik. Sejak pemain tunggal putra DKI Jakarta tersebut memasuki lapangan, barisan penggemarnya yang didominasi gadis-gadis remaja tidak henti meneriakkan dukungan untuknya.

"Ayo Jojo! Jojo pasti bisa! Jojo pasti menang! Yeaaah!" teriak mereka. Jumlah gadis usia belasan tersebut mungkin hanya sepersekian jika dibandingkan keseluruhan jumlah penonton di GOR Bima, tetapi untuk urusan semangat dan adu suara, mereka berani diadu.

Suara mereka tetap terdengar jelas, meski di saat yang sama suporter lain menabuh gendang dan bernyanyi.