Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Juergen Klopp membangun Liverpool FC bak mesin perang yang agresif pada start musim ini. Hanya, mesin itu seperti tanpa diperkuat barikade tangguh di lini belakang.
Statistik Liverpool di atas kertas menunjukkan lini depan mereka layak ditakuti setiap lawan.
Hanya dalam 8 partai perdana musim ini, tim beralias The Reds menggelontorkan 24 gol di berbagai ajang. Artinya, mereka rata-rata 3 kali menjebol gawang musuh per laga.
Jika cuma menghitung kinerja 8 pertandingan kompetitif awal musim, jumlah 24 gol itu merupakan rekor terbanyak selama 121 tahun di Liverpool!
Kali terakhir The Reds mencetak lebih banyak gol muncul pada start 1895-1896 di Second Division dengan rekor 34 gol.
Ketika itu, Tim Merseyside Merah melakoni musim keempat sejak didirikan pada 1892.
24 - Liverpool's goal tally after eight competitive games this season is their highest in 121 years, since 1895-96 (34 goals). Impression. pic.twitter.com/tqQrkxqIYK
— OptaJoe (@OptaJoe) September 24, 2016
Khusus di Premier League 2016-2017, Liverpool mencetak 16 gol atau terbanyak kedua setelah pemimpin klasemen, Manchester City (18).
Sebanyak 11 gol di antaranya lahir dari kontribusi kuartet pemain ofensif Philippe Coutinho (3 gol), Adam Lallana (3), Sadio Mane (3), dan Roberto Firmino (2).
Belum ada pemain mereka yang menyamai koleksi sang top scorer sementara asal Manchester City, Sergio Aguero (5 gol).
Baca Juga:
Akan tetapi, distribusi gol Liverpool yang merata justru menunjukkan lebih banyak pemain mereka yang berpotensi mengancam dan menjebol gawang musuh.
Coutinho cs juga punya statistik menawan dalam aspek ofensif. Liverpool mencatat rata-rata 19,5 tembakan per partai, terbanyak di liga.
Selain itu, pasukan Klopp menempati daftar teratas soal rataan dribel terbanyak (14,5 per laga). Sayang bagi Klopp, agresivitas tersebut belum diimbangi ketangguhan pertahanan.
Sampai pekan keenam, Liverpool menderita 9 gol. Angka kebobolan itu terbilang mengkhawatirkan untuk ukuran tim peringkat 4 besar.
Sebagai komparasi, pertahanan Liverpool lebih rapuh daripada tim peringkat ke-13, Burnley, yang baru kebobolan 8 kali.
Klopp: "The first half was how football should be!" pic.twitter.com/04F3zEmpTe
— Liverpool FC (@LFC) September 24, 2016
Liverpool juga selalu menderita gol dalam 6 pertandingan liga. Kerapuhan ini dikeluhkan Klopp walau lini depan mereka tokcer.
"Saya sedikit marah karena kami kebobolan. Tentu akan menyenangkan jika kami tidak kemasukan sekali saja pada musim ini," ujar Klopp seusai pertandingan kontra Hull yang berujung kemenangan 5-1 buat Reds (24/9/2016).
Statistik Whoscored sebenarnya menunjukkan Liverpool sebagai tim paling jarang menghadapi tembakan lawan.
Pertahanan The Reds cuma dihujani rata-rata 8,2 percobaan per partai, terendah di liga.
Hanya, jumlah kebobolan 9 kali dari peluang musuh yang minim menunjukkan satu-dua kesalahan fatal saja bisa berujung gol ke gawang Simon Mignolet atau Loris Karius.
Dengan kata lain, musuh bisa lebih efektif karena tak perlu sering-sering mengancam pertahanan Reds untuk mendapatkan gol.
50 - Jumlah kebobolan yang diderita Liverpool sepanjang musim Premier League 2015-2016.
Frekuensi kebobolan yang tinggi jelas bukan semata kesalahan pemain bertahan. Kurangnya peran gelandang menyaring serangan lawan sejak lini tengah menjadi akibat lain.
Awak Liverpool kurang sigap dalam memotong aliran umpan yang dilancarkan musuh. Terbukti mereka hanya melakukan rata-rata 9,2 kali intersep alias yang terendah di liga.
Faktor ketidakseimbangan dalam aspek ofensif dan defensif ini diyakini bisa menghambat kans Liverpool menjuarai kompetisi.
"Permainan Liverpool sangat menarik. Mereka cepat dan tajam dengan operan-operan kompleks. Namun, pertahanan mereka sedikit tak bisa diandalkan," ujar mantan bek sayap Inggris yang kini menjadi analis sepak bola, Danny Mills, kepada BBC.
Start Tertajam Liverpool pada 8 Partai Awal Musim 1895-1896
Start Musim 2016-2017
[video]https://video.kompas.com/e/5140713218001_v1_pjuara[/video]