Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ambruknya Performa Duet Bek Chelsea di Final Liga Champions 2012

By Firzie A. Idris - Minggu, 25 September 2016 | 04:59 WIB
Bek Chelsea, Gary Cahill, bereaksi sesuai melakukan kesalahan sehingga tercipta gol pertama Arsenal pada laga Premier League antara Arsenal vs Chelsea, Sabtu (24/9/2016). (SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Arsenal mengalahkan Chelsea 3-0 pada Sabtu (24/9/2016). Bagi The Blues, sorotan terhadap hasil mengecewakan itu diarahkan ke dua bek tengah, David Luiz (29) dan Gary Cahill (30).

Cahill melakukan kesalahan sama seperti yang ia lakukan dalam laga kontra Swansea dua pekan lalu. Sang bek melakukan operan
ke belakang tanggung yang langsung diserobot dan diselesaikan oleh Alexis Sanchez.

Pertahanan The Blues lalu terbelah oleh operan datar melintas depan gawang dari Hector Bellerin. Theo Walcott menyantap umpan matang tersebut dengan baik.

Tak cukup kesalahan-kesalahan itu, Chelsea kembali terlelap. Cahill dan David Luiz tiba-tiba berhadapan dengan Mesut Oezil dan Alexis Sanchez dalam situasi serangan balik.

Alih-alih mengikuti masing-masing pemain yang bergerak melebar, kedua bek tetap rapat di tengah dan membiarkan lawan berkreasi dalam melakukan umpan 1-2.

Gol pun kembali tercipta, lewat tembakan voli indah Oezil.

Marjin ketertinggalan tiga gol dari Arsenal pada tengah babak adalah yang terburuk bagi Chelsea dalam menghadapi rival mereka itu sepanjang sejarah Premier League.

Namun, kemunduran tak sampai di situ.

Babak kedua baru berjalan 10 menit, Luiz hampir menghadiahkan Arsenal 1 gol lagi.

Seorang diri, ia mundur terlalu ke belakang dari rekan-rekannya dan memberikan Sanchez kesempatan mengoper ke Oezil yang melepaskan diri dari penjagaan di tiang jauh.

Beruntung bagi bek asal Brasil ini, umpan Sanchez tak maksimal.

Bagi Luiz, melihat Oezil mempermalukannya di Stadion Emirates mungkin mengingatkan sang pemain terhadap pengalamannya yang
paling tragis, yakni saat Brasil kalah 1-7 kontra Oezil dan Jerman di kandang sendiri pada semifinal Piala Dunia 2014.


Bek Chelsea, David Luiz, berbincang dengan kiper Arsenal, Petr Cech, pada laga Premier League antara Arsenal vs Chelsea di Stadion Emirates, Sabtu (24/9/2016).(PAUL GILHAM/GETTY IMAGES)

Organisasi dan komunikasi di antara Luiz serta Cahill menyedihkan di laga ini.

Padahal, keduanya merupakan starter saat Chelsea menembus final Liga Champions 2012, di mana mereka membatasi FC Bayern Muenchen ke hanya 1 gol selama 120 menit.

The Blues akhirnya juara kompetisi paling bergengsi bagi klub-klub Eropa itu lewat adu penalti.

Empat tahun ternyata waktu lama. Chelsea kebobolan 7 gol dari 3 laga sejak David Luiz turun sebagai starter setelah ia dibeli kembali seharga 30 juta pounds dari Paris Saint-Germain.

Hal ini patut disayangkan mengingat kehadiran N'Golo Kante dan Nemanja Matic di tengah sebenarnya membuat mereka solid di
lini kedua.

Kante dan Matic masing-masing memenangkan bola kembali 9 kali di Stadion Emirates, terbanyak dari para pemain di kedua kubu.

Kegagalan Chelsea mendapatkan pilihan-pilihan utama mereka di bursa transfer tampak harus dibayar mahal.

Conte mengejar bek Chelsea Kalidou Koulibaly (Napoli) dan Leonardo Bonucci (Juventus) sebagai incaran pertama dan
keduanya.

Kubu Stamford Bridge pasti akan kembali mencari bek di bursa Januari.

Bisa diperdebatkan bahwa dua kesalahan besar Cahill akan membuat musim 2016-20167 ini sebagai akhir perjalanan sang pemain
di Chelsea.

Sementara, para fans The Blues mungkin bisa mengambil hati dengan peningkatan penampilan tim jagoan mereka setelah Conte
mengubah sistem pada medio babak kedua menjadi 3-5-2 dengan kehadiran Marcos Alonso.

Pun, mereka juga pasti berharap kapten John Terry akan cepat pulih dari cedera.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P