Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Terasa mudah bagi para jurnalis maupun pencinta sepak bola Prancis untuk segera menaruh respek tinggi kepada pelatih anyar Paris Saint-Germain (PSG), Unai Emery.
Penulis: Sem Bagaskara
Emery dengan cepat menguasai bahasa Prancis. Kendati logat Spanyol masih kental terdengar, ia sudah memakai bahasa lokal kala menjawab pertanyaan wartawan dalam sesi konferensi pers.
Jurnalis Prancis tak cuma dibuat takjub oleh kemampuan berbahasa Emery. Eks pelatih Almeria tersebut juga begitu ekspresif dan kreatif dalam menjelaskan maksudnya.
Menjelang duel melawan Monaco pada pekan ketiga Ligue 1 2016-2017, Emery segera meraih dua botol air minum di depannya guna membantu memberikan deskripsi secara gamblang terkait pertanyaan dari salah seorang wartawan soal rotasi pemain di PSG.
"Siapa yang lebih bagus? Ia lebih bagus (sembari menunjuk dan berbicara kepada salah satu botol air minum). Ia akan bermain," kata Emery.
Aksi Emery langsung memicu tawa dari dari para pencari berita. Entah wartawan yang hadir terhibur oleh penjelasan ekspresif Emery atau bahasa Prancis sang pelatih yang masih sering tercampurcampur dengan beberapa kata dalam bahasa Spanyol.
"Pemain lain kesal dan itu normal. Jika merumput dengan rasa jengkel, ia akan berupaya lebih keras untuk menunjukkan bahwa dirinya layak terus bermain," tutur Emery di Planete PSG.
Emery merasa perlu menjelaskan secara terperinci dan gamblang terkait masalah rotasi. Kebijakan membagi jatah bermain bisa menjadi isu sangat sensitif di tim yang dipenuhi bintang seperti PSG.
Di skuat Les Parisiens, Emery punya kemewahan berupa minimal dua pemain bagus dalam setiap posisi. Ia memegang ucapannya dengan melakukan rotasi.
Dalam tujuh laga pertama di semua kompetisi bersama Emery, susunan sebelas awal PSG senantiasa berubah. Persaingan paling seru bisa dikerucutkan ke dalam empat sektor, yakni penjaga gawang, bek kanan, bek kiri, dan gelandang jangkar.
Meski musim baru memasuki periode awal, Emery telah memberikan kesempatan menjadi starter kepada dua kipernya: Kevin Trapp dan Alphonse Areola.
Trapp awalnya seperti berada di atas angin lantaran selalu menjadi starter dalam lima partai awal di berbagai ajang bareng Emery.
Hanya, Areola kemudian muncul sebagai "nomor" satu dalam sepasang pertandingan beruntun versus Arsenal di Liga Champions (1-1) serta pekan kelima Ligue 1 versus Caen (6-0). "Persaingan selalu bagus," kata Emery.
Positif
Adanya kebijakan rotasi memaksa pemain harus selalu dalam kondisi siap jika dibutuhkan oleh sang pelatih. Emery mengambil buah positif saat tim bertandang ke markas Caen (16/9/2016).
Kala itu, pelatih yang tiga kali menghadirkan trofi Liga Europa buat Sevilla tersebut tak bisa membawa serta bek sayap andalannya, Layvin Kurzawa dan Serge Aurier, lantaran keduanya mengalami masalah pada pergelangan kaki.
Maxwell mengisi pos Kurzawa di sisi kiri pertahanan, sementara Thomas Meunier menggantikan tugas Aurier sebagai bek kanan.
Sorotan dan pujian mengarah kepada Cavani, yang empat kali menjebol gawang Caen. Akan tetapi, patut dicatat pula bahwa Maxwell berandil terhadap dua gol Cavani, sementara Meunier menyumbang sebiji assist buat penyerang beralias El Matador itu.
"Saya memiliki pesaing serius dan sadar bahwa Aurier adalah prioritas utama. Hal yang saya butuhkan sekarang adalah menit bermain serta bekerja secara maksimal dalam sesi latihan," tutur Meunier.
Thiago Motta, yang di era kepelatihan Laurent Blanc begitu diandalkan untuk melancarkan strategi penguasaan bola, tak luput dari rotasi. Saat berbagi skor 1-1 dengan Arsenal pada matchday pertama Liga Champions, Emery memecah duet sehati andalan Blanc di lini tengah: Thiago Motta dan Marco Verratti.
Peran Thiago Motta digantikan oleh Grzegorz Krychowiak.
"Krychowiak harus meningkatkan kemampuan menjaga penguasaan dan Motta mesti lebih bagus saat tim kehilangan bola," ujar Emery.