Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saatnya Carrick dan Herrera Membantu Pogba di Man United

By Beri Bagja - Jumat, 23 September 2016 | 10:20 WIB
Gelandang Manchester United, Paul Pogba, diimpit dua pemain Watford, Jose Holebas (kiri) dan Etienne Capoue, dalam laga Premier League di Vicarage Road Stadium, Watford, 18 September 2016. (ADRIAN DENNIS/AFP)

Topik seputar pemilihan strategi Manajer Jose Mourinho untuk mengakomodasi Paul Pogba di lini tengah Manchester United tetap menjadi isu yang seksi di Premier League. Sejumlah media dan pakar sepak bola Inggris menyarankan Mou mengganti skema permainan agar dapat mengeksploitasi Pogba.

Pogba dinilai kesulitan mengeluarkan kemampuan terbaik karena ketidakcocokan dengan implementasi taktik Mourinho di lapangan.

Pemuda Prancis berusia 23 tahun itu lebih sering dimainkan sebagai satu dari jangkar dobel di pusat lapangan dalam skema 4-2-3-1. 

Baca Juga:

Entah diduetkan dengan Marouane Fellaini atau Morgan Schneiderlin, Pogba disebut tak nyaman dengan pemakaian sistem dua gelandang tengah.

Buntutnya, pemain termahal dunia senilai 89,3 juta pounds (Rp 1,5 triliun) itu masih kesulitan mengeluarkan potensi maksimal sesuai harganya yang "wah".

"Pogba dapat bermain dalam skema dua gelandang tengah, tetapi posisi itu bukan tempat ideal baginya. Memainkan Pogba dengan sistem itu membuatnya seperti pemain berharga 20-30 juta pounds," kata eks jagoan Liverpool yang kini menjadi pandit kondang, Jamie Redknapp, di Daily Mail.

Menurut gelandang The Reds pada 1991-2002 itu, Mourinho harus mengubah formasi dengan mendorong Pogba lebih maju untuk mengeluarkan kemampuan terbaik sekelas harga 89 juta pounds. 

"Mourinho harus mengadaptasikan Pogba, seperti halnya Pogba menyesuaikan diri di United," ucap Redknapp.

Pembahasan ini pun mengarah kepada saran jajak pendapat di Manchester Evening News yang menyatakan Mou harus menaruh dua gelandang lain sebagai pendamping Pogba di tengah dalam pola 4-3-3, bukan lagi 4-2-3-1.

Sebanyak 47 persen dari 4.909 suara memilih Michael Carrick dan Ander Herrera sebagai sosok yang dimaksud.

Sudah saatnya Carrick dan Herrera membantu Pogba karena pemuda Prancis itu memang terbiasa tampil dengan sokongan dua rekan lain di pusat lapangan saat membela Juventus (2012-2016) atau tim nasional.

Dalam skema andalan 3-5-2 di Juve, posisi Pogba lebih sering menjadi gelandang sentral-kiri pada sistem centrocampo (lini tengah) dengan tiga pemain.

Ia didampingi dua rekan bertipe beda. Andrea Pirlo menjadi metronom atau fulcrum di pusat lapangan yang mengatur alur distribusi bola serta pusat kreasi peluang.


(SUMBER DATA: SKY SPORTS. GRAFIS: ANDREAS JOEVI/JUARA.net)

Setelah Pirlo hengkang, Claudio Marchisio kebagian tugas menjadi deep-lying playmaker.

Satu lagi adalah pemain bertipe tuttocampista alias gelandang serbabisa yang mampu menjalankan semua peran, mulai dari menyerang, bertahan, memasok bola, sampai mengeksekusi peluang.

Arturo Vidal cocok dengan lakon tersebut. Tugasnya dilanjutkan oleh Sami Khedira.

Sementara itu, peran Pogba cenderung dibebaskan karena tugas sebagai pengatur permainan dan pekerja defensif sudah dijalankan kedua rekannya tadi.

Hal ini yang membuat Pogba meledak. Dia bisa membantu pertahanan, menjemput bola ke tengah untuk dipasok kepada rekannya di depan, atau mengeksekusinya sendiri menjadi gol.

Tak heran bila dirinya mampu mencatatkan 9 gol, 15 assist, dan melepas 150 tembakan di musim terakhirnya bareng Juventus pada berbagai ajang sepanjang 2015-2016!

[video]https://video.kompas.com/e/5136208005001_v1_pjuara[/video]