Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim nasional (timnas) U-19 Indonesia telah menyudahi langkah mereka pada Piala AFF U-19 2016 di Hanoi, Vietnam. Pelatih Eduard Tjong pun membeberkan penyebab kegagalan skuat Garuda Muda pada ajang tersebut.
Bermain lima kali di fase penyisihan Grup B, Indonesia U-19 takluk tiga kali (2-3 vs Myanmar, 2-3 vs Thailand, dan 1-3 vs Australia).
Sedangkan dua laga lainnya berhasil dimenangkan dengan skor 3-1 dan 4-3 masing-masing atas Laos serta Kamboja.
Melihat kelima hasil tersebut, Indonesia sebenarnya memiliki daya saing tinggi, terutama dalam hal mencetak gol. Namun, kelemahan utama Garuda Muda juga sangat terlihat dalam hal bertahan.
Baca Juga:
Meski hanya menempati posisi ke-4 di Grup B, Indonesia merupakan tim tersubur kedua dan hanya tertinggal satu gol dari juara grup, Thailand. Skuat Garuda Muda berhasil mencetak 12 gol.
Namun, Indonesia juga menjadi tim kedua di grupnya dengan jumlah kebobolan terbanyak dengan 13 kali kemasukan. Jumlah tersebut hanya sedikit lebih baik dari juru kunci Grup B, Laos (14).
Tak heran jika Edu, sapaan akrab Eduard, menilai bahwa kelemahan utama tim dalam dalam mengorganiasai pertahanan.
Meskipun, pelatih berusia 44 tahun itu menilai para pemainnya telah menunjukkan semangat juang yang besar.
"Mengenai evaluasi tim secara menyeluruh, titik kelemahan kami ada di lini pertahanan. Saya pikir, organiasai pertahan adalah fokus utama yang harus kami evaluasi," ucap Edu di Hotel Ibis Cengkareng, Rabu (21/9/2016) malam.
"Pasalnya, pada setiap petandingan kami mampu menciptakan banyak gol, tetapi begitu juga dengan kebobolan. Meski demikian, para pemain telah menunjukkan fighting spirit mereka di lapangan," tuturnya.
Namun, Edu sendiri belum tahu apakah dirinya bisa terus membenahi timnas U-19 di kemudian hari. Pasalnya, ia juga belum mendapat kepastian soal masa depannya bersama skuat Garuda Muda.
"Saya belum tahu bagaimana ke depannya, karena kontrak berakhir hingga akhir September 2016. Semua terserah kepada federasi," kata Edu.
"Selain itu, hanya ada sekitar tujuh sampai delapan pemain yang bisa tetap bertahan di timnas U-19 (berdasarkan usia). Jadi, saya belum tahu seperti apa timnas U-19 ke depannya," ujarnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5134540747001_v1_pjuara[/video]