Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sisa cerita seusai dijamu Bhayangkara FC pada Sabtu (17/8/2016). Cerita itu terkait suporter yang jadi musuh bebuyutan pendukung Arema, Aremania yang bernama Bonek.
Bermain di daerah rawan membuat manajemen Arema harus melakukan perhitungan cermat perihal keamanan pemain. Semua tersaji saat dijamu Bhayangkara FC di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
”Pemain menjadi nyaman dan keselamatan terjamin."
General Manager Arema, Ruddy Widodo
Selain menggunakan mobil barracuda milik Brimob Polda Jatim, mereka juga mengelabui kerumunan Bonek dengan bus kosong.
Ada bus kosong berada di deretan paling belakang sesudah rombongan empat barracuda pengangkut pemain Arema.
Saat barracuda melintas di depan puluhan orang beratribut Bonek, yang sudah berkerumun di dekat pintu masuk halaman stadion, mengira bahwa bus Arema masih ada di bagian belakang.
Namun setelah mendekat, ternyata bus dalam keadaan kosong. Saat itu, mereka terlihat membawa batu berukuran segenggaman tangan.
Pengamanan sangat ketat, saat pemain Arema bersiap turun dari barracuda. Puluhan petugas keamanan berpakaian Brimob dengan senjata laras panjang langsung berjaga, sehingga suasana begitu steril.
”Penggunaan barracuda sudah menjadi kesepakatan saat rapat koordinasi keamanan, bersamaan dengan keputusan pelarangan Aremania hadir di Sidoarjo,” ujar General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Baca juga:
Ruddy cukup mengapresiasi dengan pengamanan panitia pelaksana (panpel), yang rata-rata adalah anggota kepolisian tersebut. Menurut Ruddy, penggunaan barracuda membuat pemainnya terjamin aman.