Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepanjang tengah pekan silam, BOLA tak hanya berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Edy Rahmayadi, tetapi juga memenuhi undangan sesi jumpa media yang digelar Moeldoko dan Benhard Limbong.
Penulis: Martinus Bangun/Fery Tri Adi/Persiana Galih/Kukuh Wahyudi
Selain sama-sama mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum PSSI dan telah lolos proses verifikasi dari Komite Pemilihan (KP), ketiga sosok tersebut juga berasal dari dunia militer (TNI).
Edy berpangkat letnan jenderal dan tengah menjabat sebagai Pangkostrad. Benhard Limbong merupakan purnawirawan perwira tinggi TNI AD dengan pangkat terakhir sebagai brigadir jenderal. Sementara itu, Jenderal (purn) Moeldoko merupakan mantan Panglima TNI.
Baca Juga:
Nama Edy lebih dulu muncul ke permukaan lantaran didukung kelompok voters K-85. Adapun Moeldoko mencuat belakangan, tetapi ia mengklaim telah memiliki basis dukungan voters tersendiri.
Berbeda dengan Edy dan Moeldoko, Benhard justru masih terkesan lebih tertutup dalam mengungkapkan barisan pendukungnya. Meski demikian, ia tergolong lebih unggul dalam hal pengalaman mengurus bola di negeri ini.
Benhard sempat beberapa kali masuk kepengurusan PSSI, di antaranya pada era Nurdin Halid dan Djohar Arifin.
Majunya tiga sosok militer dalam bursa pencalonan Ketua Umum PSSI kali ini jelas menghadirkan atmosfer persaingan yang baru. Sejarah mencatat bahwa PSSI memang sempat beberapa kali dipimpin sosok dari dunia militer.
Namun, menurut data riset BOLA, baru kali ini perebutan kursi PSSI 1 diwarnai persaingan tiga calon ketum sekaligus yang berasal dari kalangan militer.
Manajemen Konflik
Lantas, seberapa jauh urgensi keberadaan sosok militer dalam mengurus PSSI? Moeldoko dan Benhard punya pandangan yang hampir serupa, khususnya dalam hal manajemen konflik.
"Masalah PSSI bukan hanya soal prestasi, tapi juga soal bagaimana seorang pemimpin harus bisa mengayomi kelompok-kelompok yang ada. Jadi, tak boleh lagi bawa-bawa masalah masa lalu. Jangan lagi ada kelompok-kelompok. Semua harus bersatu. Maju bersama-sama," ujar Moeldoko.
"Saat ini, PSSI masih kental akan perselisihan. Padahal untuk menjadi organisasi yang baik, semua pihak harus islah, harus mulai dari nol. Sebagai bagian dari TNI, saya mengedepankan persatuan untuk Indonesia. Demikian pula yang harus terjadi di PSSI," ujar Benhard.
Pengalaman sebagai abdi negara juga membuat ketiga tokoh ini merasa PSSI harus bisa menjalin hubungan harmonis dengan pemerintah.
Daftar Ketua Umum PSSI yang Berasal dari Dunia Militer:
1. Maulwi Saelan, periode 1964-1967
2. Bardosono, 1975-1977
3. Ali Sadikin, 1977-1981
4. Kardono, 1983-1991
5. Azwar Anas, 1991-1999
6. Agum Gumelar, 1999-2003