Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Krek, akhirnya pintu kantor Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Edy Rahmayadi, terbuka juga. Eks pemain timnas Anjas Asmara, Ricky Yakobi, Dede Sulaeman, dan tokoh sepak bola lainnya muncul di sana setelah melalui enam jam sunyi bersama Edy, calon Ketua Umum PSSI.
Penulis: Persiana Galih
Berikutnya, giliran BOLA yang menemui Edy. Dengan mata yang memerah karena kecapekan, pria kelahiran Aceh ini menjawab segudang pertanyaan BOLA mengenai rencananya sebagai calon PSSI-1.
Semua ia ungkapkan, mulai dari program reformasi pembinaan usia dini hingga rivalitas suporter Indonesia.
Berikut kutipan wawancara BOLA dengan pria yang 100 persen yakin bakal memenangi pemilihan Ketua Umum PSSI, 17 Oktober mendatang:
Jika Anda terpilih menjadi Ketum PSSI, reformasi seperti apa yang akan dicanangkan?
Reformasi total. Yang sedikit dibenahi hanya konsep pembinaan pemain yang sudah cukup bagus. Saya pelajari ada dua persoalan dalam pembinaan usia dini, yakni ketidakkonsistenan dan keinginan instan, tidak bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Itu mesti diubah.
Soal profesionalisme, apakah pengurus PSSI akan diisi sosok profesional juga?
Itu wajib! Tanpa pengurus yang baik, sepak bola kita tidak akan pernah sempurna.
Selama beberapa waktu terakhir, sepak bola Indonesia dilanda isu peran mafia pertandingan. Apa yang akan Anda lakukan bila hal itu benar adanya?