Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika resmi meninggalkan Ajax Amsterdam demi mengasuh Internazionale, Frank de Boer mengungkapkan gaya permainan seperti apa yang ingin tim arahannya peragakan: dominasi.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Bertipikal pelatih Belanda pada umumnya, De Boer senang dengan strategi menguasai permainan dan lawan lewat bola kaki ke kaki. Bukti dominasi tersebut bisa dilihat dari tingginya angka penguasaan bola.
Filosofi bermain ala De Boer tentu saja berbeda dari pendahulunya, Roberto Mancini, yang cenderung berfokus pada permainan defensif.
Baca juga:
Apakah De Boer telah berhasil? Dari segi implementasi, ya. Statistik hingga pekan ketiga Serie A 2016-2017 memperlihatkan Inter telah bermain sesuai keinginan sang pelatih: dominan.
Aspek yang sangat terlihat ialah tingginya penguasaan bola Inter musim ini, yaitu 60,8 persen. Tidak ada partisipan Serie A 2016-2017 yang mencetak penguasaan bola lebih tinggi dari Inter.
Tim yang mendekati catatan penguasaan bola milik Inter adalah peringkat keempat klasemen liga saat ini, Genoa, dengan angka 58,8 persen.
Sebagai perbandingan, sepanjang Serie A 2015-16, La Beneamata hanya punya penguasaan bola dengan rata-rata 53,4 persen.
Dampak dari tingginya penguasaan bola ialah banyaknya tembakan yang Inter lepaskan dan sedikitnya tembakan dari lawan yang mereka hadapi.
Hingga pekan ketiga, Inter melakukan rataan 19 tembakan per laga. Angka ini lebih banyak dari musim lalu di mana Mauro Icardi dkk melepas rata-rata 13,6 percobaan per gim.
Sementara itu, rata-rata upaya lawan yang Inter harus hadapi di Serie A musim ini ialah 9,7 tembakan per partai, lebih sedikit dari 2015-16 dengan rataan 12,3 upaya per laga.
Tak Efektif
Apalah arti dominasi jika hasil tidak maksimal. Nyatanya, seperti musim lalu, Inter mengalami kesulitan meraih poin di setiap laga.
I Nerazzurri baru mengemas empat poin dari tiga laga perdana Serie A musim ini, hasil dari satu kekalahan (vs Chievo), satu seri (vs Palermo), dan satu kemenangan (vs Pescara).
Bukan hanya soal hasil, secara keseluruhan, permainan Inter era De Boer memang kurang efektif dalam hal gol dan kebobolan.
Meski rataan jumlah tembakan lebih banyak dari musim lalu, Inter baru mengantongi tiga gol alias satu gol per laga. Di 2015-16, ratarata gol Inter ialah 1,3 per partai.
Begitu juga angka kebobolan yang mencapai 1,3 kemasukan per gim. Musim lalu, Inter menderita rata-rata satu gol per gim.
Catatan yang sangat tidak efektif mengingat Inter hanya menghadapi 9,7 tembakan per pertandingan musim ini. De Boer mengakui ketidakseimbangan yang sedang dihadapi Inter.
“Kami perlu meningkatkan keseimbangan dalam lini serang dan bertahan sebagai sebuah tim. Kami butuh waktu. Saya yakin pada akhirnya kami akan rutin meraih kemenangan,” kata pelatih berusia 46 tahun itu.