Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Revolusi Frank de Boer di Inter Terhadang Waktu

By Minggu, 18 September 2016 | 17:01 WIB
Ekspresi kekecewaan pemain Inter Milan usia gawang mereka dibobol Striker Chievo, Valter Birsa, dalam laga lanjutan Serie A 2016-2017 di Stadion Marcantonio Bentegodi, Verona, pada 21 Agustus 2016. (DINO PANATO/GETTY IMAGES)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti dari kata revolusi ialah perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang. Makna lainnya adalah perubahan secara radikal, terutama dalam waktu yang relatif singkat.

Penulis: Anggun Pratama

Saat ini, proses revolusi terjadi di tubuh Inter. Penunjukan Frank de Boer (FDB) sebagai pengganti Roberto Mancini menjelang Serie A 2016-2017 bergulir membuat istilah revolusi semakin cocok buat Inter.

De Boer dituntut mengangkat Inter dalam waktu singkat. Perbedaan filosofi di antara kedua pelatih juga membuat De Boer seperti harus membongkar ulang gaya permainan Inter.

Baca juga:

Mancini senang dengan permainan bergaya abrasif. Keberadaan Felipe Melo, Gary Medel, hingga Geoffrey Kondogbia seperti mencerminkan Inter yang doyan "menghancurkan" lawan.

Sebagai gambaran lain, musim lalu di Serie A dan Coppa Italia, sembilan kali pemain Inter diusir karena mengoleksi dua kartu kuning dalam satu laga. Ditambah lagi empat pemain yang mendapat kartu merah langsung.

Catatan kedisiplinan yang buruk ini menjadi sinyal Mancini ingin timnya berani melakukan duel dengan daya juang tinggi.

Di sisi lain, De Boer mau timnya bermain bergaya sedikit elegan. Idealnya, penguasaan bola tim dominan dengan penciptaan peluang tinggi.