Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Usai menderita kekalahan pada pertandingan kaya prestise bertajuk Manchester Derby melawan Manchester City pada Sabtu (10/9/2016), sejumlah serangan mampir ke kubu Manchester United.
Penulis: Dedi Rinaldi
Mulai dari Setan Merah disebut kurang agresif sampai kecaman pada sisi pertahanan yang dinilai seperti kehilangan akal.
Kekalahan dari klub tetangga tersebut memang mendapat perhatian lebih.
Maklum, derbi kali ini menjadi lebih menarik sorotan ketimbang sebelumnya karena menampilkan dua pelatih top dunia yang terkenal karena persaingan yang telah melegenda: Jose Mourinho vs Josep Guardiola.
Sebenarnya, United sedikit lebih diunggulkan karena derbi ini digelar di markas United, yaitu Old Trafford. Apalagi bomber andalan The Citizens yang ditakuti, yaitu Sergio Aguero, tak bisa tampil. Namun, justru The Citizen yang menang.
Tak heran apabila muncul reaksi keras dari pencinta Setan Merah.
Pasalnya, ekspektasi para suporter kepada Mourinho begitu tinggi dan diharapkan bisa mengangkat kembali harkat United setelah terbenam di tangan David Moyes dan Louis van Gaal.
Selain itu, setelah melalui tiga pertandingan dengan kemenangan, suporter United percaya bahwa Mourinho tengah menerapkan strategi lama yang pernah membuat Chelsea berjaya, yaitu strategi pengumpulan angka ala “a bunch of one”.
Secara sederhana, strategi pengumpulan angka "a bunch of one" berarti satu dari kumpulan, di mana tujuannya ialah menciptakan jurang angka yang signifikan dengan klub lain.
Ketika perbedaan telah menganga, klub praktis tinggal memelihara marjin tersebut.
Ketika membesut Chelsea dan membawa klub ini juara, strategi pengumpulan angka "a bunch of one" menjadi efektif karena dimulai sejak awal musim.
Tampaknya, kekalahan dari The Citizens membuat strategi "a bunch of one" menjadi kurang efektif sekarang. Angka United malah telah tertinggal oleh The Citizens, yang kini menjadi pemuncak klasemen.
Hal ini yang membuat suporter kecewa sehingga mengecam United tampil kurang agresif dan pertahanan yang loyo.
Pelajaran Penting
Beruntung, kekecewaan para suporter rupanya tidak menular kepada pemain. Para penggawa United bahkan berupaya mengajak suporter untuk “move on” alias bergerak maju dan melupakan kekalahan dari The Citizens.
"Kami mengalami kekalahan pertama musim ini. Namun, setelah kekecewaan awal saya pikir tak ada waktu lagi untuk meratapi kekalahan tersebut," kata gelandang Juan Mata.
Menurut Mata, justru saat ini waktu menganalisis aspek permainan yang harus diperbaiki, dan berlanjut dengan harapan serta motivasi. “Mari kita realistis, musim ini baru dimulai dan perjalanan masih panjang," katanya menambahkan.
Gelandang Maruoane Fellaini mengatakan normal apabila semua orang merasa kecewa. “Tapi, ini baru pertandingan keempat musim ini. Semua tim pasti akan mengalami kekalahan nantinya," ujar Fellaini.
Sayap United, Jesse Lingard, mengatakan United tak mengarang banyak alasan untuk menjelaskan kekalahan dari The Citizens.
"Hidup dan Anda belajar dan Anda mulai lagi. Tak ada alasan," kata Lingard, yang pada pertandingan ini menjadi salah satu pemain yang dikritik karena tampil tidak maksimal. Lingard ditarik keluar pada awal babak kedua digantikan oleh Marcus Rashford.
Sementara itu, gelandang mahal United yang dibeli dari Juventus, Paul Pogba, yang menunjukkan kekecewaan dengan tidak memberi kesempatan wawancara dengan media, ternyata juga berpikiran positif.
Pogba memilih bungkam. Namun melalui akun Twitter dan Instagram pribadi, Pogba mencurahkan tekad selepas kekalahan itu.
"Musim baru dimulai. Kami tidak kalah, kami belajar. Kami berdiri bersama United," tulis Pogba.