Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setahun silam, Lazio pernah berdiri sejajar dengan Roma sebagai tim yang paling sering menuai hasil apik dalam laga yang diputar setelah kompetisi libur karena terdapat kalender pertandingan tim nasional atau perayaan hari keagamaan (Natal dan Paskah).
Penulis: Sem Bagaskara
Hanya, peruntungan Lazio belakangan berubah. Mereka kini malah mengalami kesulitan meraup poin sempurna dalam pertandingan yang digelar setelah rehat kompetisi.
Poin maksimal yang terakhir kali berhasil dibukukan Gli Aquilotti muncul pada 13 September 2015, saat sepasang gol Alessandro Matri membantu tim membenamkan Udinese 2-0.
Setelah itu, Lazio tak pernah menang pada laga yang digelar setelah "liburan".
Berturut-turut Gli Aquilotti takluk dari Sassuolo (1-3/18 Oktober 2015), ditahan imbang Palermo (1-1/22 November 2015), berbagi skor kacamata dengan Carpi usai libur Natal (0-0/6 Januari 2016), dan dibantai rival sekota, Roma, setelah Paskah (1-4/3 April 2016).
Kekalahan di partai derbi versus Roma bahkan memicu pemecatan pelatih Stefano Pioli.
Tren buruk Lazio di partai seusai libur kompetisi berlanjut setelah tim yang kini ditangani Simone Inzaghi tertahan 1-1 kala bertandang ke markas Chievo pada pekan ketiga Serie A 2016/17.
Gli Aquilotti bahkan berada dalam posisi tertinggal lebih dulu. Pasukan besutan Inzaghi bisa memaksakan hasil imbang usai Stefan De Vrij bikin gol balasan via sundulan kepala.
Baca Juga:
"Saya bahagia bisa mencetak gol. Namun, akan lebih senang jika menang atas Chievo," kata De Vrij di Lazio Style Radio.
Gol De Vrij barangkali adalah satu dari sedikit hal positif yang bisa dipetik Lazio dari perjumpaan dengan Chievo.
Proses gol melibatkan Keita Balde Diao yang mengirim assist via sundulan kepada De Vrij.
Keita langsung mampu memberikan kontribusi meski baru dua menit berada di lapangan. Ia masuk menggantikan Ricardo Kishna pada menit ke-52. Duel kontra Chievo merupakan debut Keita di Serie A 2016/17.
Dalam dua partai sebelumnya, ia ditepikan Inzaghi karena sang penyerang asal Senegal sempat berniat meninggalkan Lazio pada bursa transfer musim panas silam.
Kisruh Keita-Lazio disebut mulai mereda seiring partisipasi sang pemain di pertandingan melawan Chievo.
Si pembuat gol, De Vrij, tentu juga merasakan efek bagus.
Bek asal Belanda tersebut sukses mencatat koleksi perdananya di pentas Serie A. Beberapa hari setelah bentrokan versus Chievo, berita perpanjangan kontrak De Vrij langsung bermunculan.
Lazio diberitakan berencana memperbarui kontrak eks bek Feyenoord tersebut sampai 2020 dengan besaran gaji 1,8 juta euro (sekitar 26,6 miliar rupiah) per musim.
Ikatan kerja aktual De Vrij bersama Gli Aquilotti akan habis per 2018. Gaji yang ia terima sekarang cuma 1,3 juta euro.
Tanpa revisi kontrak, Lazio akan sulit menghalau pendekatan sejumlah klub mapan Eropa, salah satunya Chelsea, terhadap De Vrij.
Mempertahankan De Vrij penting buat menjaga kestabilan lini belakang. Rapor pertahanan Gli Aquilotti pada musim ini memang masih jauh dari kata bagus.
Lazio menderita lima gol dalam tiga pertandingan. Namun, personel lini belakang tetap sanggup mencatat kontribusi riil berupa sumbangan gol.
Selain De Vrij, Wesley Hoedt sudah lebih dulu masuk papan skor saat Gli Aquilotti meraih kemenangan 4-3 di kandang Atalanta pada pekan pertama.
Fakta bahwa sudah ada dua awak sektor pertahanan yang mencetak gol terasa sangat melegakan bagi Lazio. Musim lalu, lini belakang Tim Elang Muda adalah yang paling sedikit menyumbang gol di Serie A, tepatnya satu biji!
Satu-satunya gol yang hadir dari anggota lini belakang sepanjang musim 2015/16 diciptakan oleh Santiago Gentiletti.
Situasi berubah total musim ini. Berbekal dua gol, lini belakang Lazio untuk sementara menyandang status sebagai yang tertajam.
[video]https://video.kompas.com/e/5127721138001_v1_pjuara[/video]