Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah dalam rentang tiga musim terakhir berhasil meraih dua titel Liga Champions, bisa dimaklumi apabila target utama Real Madrid di musim kompetisi 2016-2017 adalah mahkota La Liga.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Musim 2011-2012 menjadi kali terakhir Madrid menyandang gelar liga domestik Spanyol. Kala itu, Jose Mourinho masih menjabat sebagai el entrenador.
Dibebani target menyabet la decima alias gelar ke-10 di panggung Liga Champions, Mou justru gagal menggapainya, tetapi mampu meraja di Ranah Spanyol.
Carlo Ancelotti datang di 2013-2014. Ia bertahan hanya selama dua musim, dengan menyumbang masing-masing satu trofi Liga Champions, Copa del Rey, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Klub.
Baca Juga:
Setelahnya hadir Rafa Benitez hingga Januari 2016, sebelum akhirnya manajemen Santiago Bernabeu menunjuk Zinedine Zidane.
Kedatangan Zizou seusai gelaran jornada 18 itu diwarnai upaya mengejar Atletico Madrid dan Barcelona, yang berjarak empat dan dua poin dari Madrid di klasemen La Liga.
Walaupun ujungnya meraih la undecima, tak ada happy ending menyoal kiprah di Primera Division.
Barca menutup musim 2015/16 dengan meraih gelar ganda domestik: La Liga dan Copa del Rey.
Meski begitu, Zidane layak mengumbar sesumbar menyikapi perjalanan Sergio Ramos dkk.
Tak sebatas di paruh kedua musim kemarin saja, tetapi juga setelah musim anyar menginjak jornada 3.
Maklum, Madrid memetik kemenangan ketiga secara beruntun. Setelah Real Sociedad dan Celta Vigo di sepasang pekan pembuka, akhir pekan lalu mereka menundukkan Osasuna dengan skor 5-2.
Tak ada satu tim pun yang mampu mengukir poin sempurna, sehingga Madrid kokoh di puncak klasemen.
Konsisten
Terakhir kali mereka menikmati singgasana adalah pada pekan ke-10 musim 2015/16, tatkala memetik poin sama 24 bareng Barcelona.
Jika menghilangkan kondisi poin sama dengan sang rival, inilah puncak klasemen pertama dalam rentang 558 hari, tepatnya jornada 26 musim 2014-2015.
Tripoin atas Osasuna melanjutkan tren kemenangan berturut-turut di La Liga yang kini menyentuh angka 15 partai.
Secara otomatis, Zizou kini berdiri sejajar dengan Miguel Munoz, yang mengukir rentetan serupa pada musim 1960-1961.
“Saya tahu persis bahwa saya memiliki skuat hebat, yang terdiri atas pemain-pemain hebat. Jika kami mampu bekerja sedikit lebih keras setiap harinya, saya yakin kami akan memiliki kans lebih besar untuk meraih semua gelar yang ditargetkan,” ujar Zidane seperti dikutip BeinSport.
Zidane boleh saja menyandang status pelatih paling hijau jika disejajarkan dengan Luis Enrique maupun Diego Simeone.
Akan tetapi, Zizou terbukti mampu mencatat raihan kemenangan yang lebih baik ketimbang dua rivalnya di Barcelona dan Atletico Madrid itu.
Sejak resmi menukangi Si Putih, Zizou telah 23 kali (20 di 2015-2016, dan 3 di 2016-2017) memimpin armadanya di panggung La Liga. Dari rangkaian ini, Zidane sukses mengoleksi 62 poin, berkat 20 kemenangan, dua seri, dan hanya satu kali kalah.
Jumlah poin ini melebihi koleksi Enrique yang mencatat 58 poin dari 24 laga, dan Simeone yang mengemas 52 poin dari 23 partai.
Dengan konsistensi seperti ini, rasanya tak berlebihan apabila Madridistas bersiap menyambut titel La Liga di garis finis nanti.
[video]https://video.kompas.com/e/5123938706001_v1_pjuara[/video]