Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika menjabat asisten pelatih, Mou dan Pep berteman cukup akrab. Sebagai kapten tim, Pep memang kerap membincangkan strategi, taktik, maupun isu apa saja bersama Mou.
Di saat arahan Robson tak diterima dengan jelas, Pep dan Mou justru yang menjadi pemersatu tim.
Namun, tak jarang pula arah diskusi memanas lantaran perbedaan pandangan di antara mereka.
“Ya, saya masih menyimpan foto tersebut. Kala itu kami memang cukup akrab,” ungkap Mou saat diwawancarai Cadena Ser, menjawab pertanyaan seputar foto dirinya tengah memeluk Guardiola setelah kemenangan Barcelona atas Paris St. Germain di final Piala Winner 1996-1997.
Mou menang tak pernah mengumbar foto pelukan langka itu sebagai konsumsi publik.
Boleh jadi, mengingat-ingat masa indah selama di Camp Nou akan semakin membuat luka tikaman terasa perih.
Yang ada, terhitung penolakan pada awal 2008-2009 itu, Mou justru lebih suka menabuh genderang perang saban nama Barca diangkat ke permukaan.
Periode puncak peperangan antara Barca melawan Mou kebetulan tersaji pada era kepemimpinan Pep. Dimulai sepasang pertemuan perdana kontra Internazionale Milan di fase grup LC 2009-2010. Barca besutan Pep mencatat hasil 0-0 di San Siro dan menang 2-0 di Camp Nou.
Setelah kekalahan itu, Mou menjamin kemenangan apabila Inter miliknya kembali bersua Barca. Harapan Mou dikabulkan. Undian mempertemukan Inter dengan Barca di semifinal musim yang sama.
Benar apa kata Mou, Inter berhasil menyingkirkan Barca, setelah menang 3-1 di kandang dan kalah 0-1 di laga away.
Memori terpenting yang terekam di laga tersebut adalah aksi Mou berlari ke tengah lapangan Camp Nou sambil mengacungkan jari telunjuknya ke udara.
Foto itu pula yang dipasang Mou di pusat latihan Real Madrid di Valdebebas, sesaat setelah dirinya ditunjuk sebagai pelatih Si Putih.
Foto besar Mou itu menjadi pengingat bagi para pemain Madrid bahwa keperkasaan Barca pimpinan Pep bisa dilumpuhkan.
Meski harus melalui sejumlah aksi kontroversial di dalam dan di luar lapangan, Mou berhasil mengangkat kembali martabat Madrid, yang selama dua tahun sebelum kedatangan Mou selalu menjadi bulan-bulanan Barca.
Dari aspek statistik, publik melihat rivalitas Pep vs Mou sebagai kemenangan Pep. Namun, di hati kecilnya Pep tentu merasa gusar bahwa keperkasaan Barca di eranya berhasil dipatahkan oleh Mou.