Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah laga terakhir berupa perebutan peringkat tiga di SEA Games 2015 kontra Vietnam, 15 Juni, Indonesia vakum dalam pergaulan internasional akibat sanksi FIFA. Buntutnya, hampir seluruh pemain tim nasional “buta” kekuatan global dalam satu tahun terakhir.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Walhasil, saat mempersiapkan diri untuk menghadapi Piala AFF 2016 di Filipina, 19 November-17 Desember, sebagian pemain dalam kondisi canggung menjejakkan kaki di dunia luar lagi.
Padahal, sebelum sanksi FIFA saja pengalaman internasional pemain kerap menjadi kambing hitam minimnya prestasi. Akan tetapi, berkat adanya beberapa pemain yang sempat atau masih berkarier di luar negeri, hal itu sedikit bisa teratasi. Saat bersua Malaysia dalam laga persahabatan internasional perdana setelah vakum di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9), tercatat ada empat pemain yang berstatus ekspor saat terjadi sanksi FIFA lalu.
Mereka adalah Adam Alis (sempat tampil di East Riffa/Bahrain), Dedi Gusmawan (sempat tampil di Zeyar Shwe Myay/Myanmar), Irfan Bachdim (Consadole Sapporo/Jepang), dan Andik Vermansah (Selangor FA/Malaysia).
Empat nama itu menjadi "jendela" bagi pemain lainnya untuk mengetahui seperti apa perkembangan dunia luar. Bagi tim pelatih yang dikepalai Alfred Riedl, keberadaan mereka pun penting tidak hanya untuk urusan teknis di lapangan, tetapi juga untuk memberikan pengalaman nonteknis.
Adam Alis
"Bagi pemain Indonesia yang sempat berkarier di luar negeri, sebenarnya sangat bagus untuk menambah pengalaman. Saya pribadi merasa lebih percaya diri saat harus tampil membela timnas. Tugas saya sekarang mungkin memberikan pengalaman itu ke rekan-rekan yang lain."
Andik Vermansah
"Saya pun senang Bachdim dan Dedi dipanggil memperkuat timnas dalam laga uji coba perdana setelah lepas dari sanksi FIFA. Pengalaman mereka berkarier di luar negeri bisa menolong rekan-rekan yang lain. Soal komposisi pemain yang dipanggil sangat fenomenal. Justru banyak pemain muda dan yang seniornya sedikit. Saya rasa ini sangat bagus untuk Indonesia ke depannya dan pemain muda itu."
Irfan Bachdim
"Tentu sangat senang dipercaya coach Alfred Riedl lagi setelah saya sudah lama keluar dari Indonesia (ke Jepang). Saya, Andik, dan Dedi bisa mengambil pengalaman main di luar negeri sebagai modal untuk berkontribusi buat tim nasional. Saya pribadi setelah lama di latihan di Jepang merasa lebih berkembang. Semoga yang lain seperti itu. Saya pun sangat senang bisa bertemu dengan Boaz di timnas. Dia adalah idola saya. Saya sudah berbicara dengannya soal permainan yang akan kami terapkan agar bisa berbahaya untuk lawan."
Dedi Gusmawan
"Meski saat di sanksi FIFA lalu timnas tidak tampil di partaipartai internasional, masih ada pemain-pemain Indonesia yang bermain di luar negeri. Saya rasa hal itu menjadi tanda bahwa kualitas pemain kita masih bisa bersaing, khususnya di Asia Tenggara. Saya masih yakin dengan komposisi pemain di timnas saat ini, Indonesia bisa berprestasi meskipun dalam satu tahun vakum. Terkait banyaknya muka baru di timnas saat ini saya rasa tak jadi soal. Saya justru lebih percaya diri dengan materi sekarang. Pemain muda tak kalah dengan para seniornya terdahulu."