Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu kejutan yang terjadi pada hari akhir transfer musim panas tahun ini adalah Tottenham merekrut Moussa Sissoko. Gelandang Prancis itu direkrut dari Newcastle United dan sepertinya Manajer Mauricio Pochettino akan segera memainkannya, dengan harapan hadir lebih banyak ancaman dari lapangan tengah Spurs ke kubu lawan.
Penulis: Dian Savitri
Akan tetapi, bukan itu masalahnya. Problemnya adalah Spurs kini kebanjiran gelandang. Menurut Transfermarkt, ada 10 gelandang yang dimiliki, sementara striker hanya tiga orang, plus tujuh bek dan tiga kiper. Kondisi ini suatu hari akan membuat Pochettino pusing untuk memutuskan gelandang mana yang harus diturunkan.
Sejauh ini, dalam tiga pertandingan pertama Premier League, dua kali Pochettino memakai formasi 4-2-3-1 dan satu kali 4-4-2. Ternyata, hasilnya justru Spurs menunjukkan keunggulan ketika memakai dua striker dan empat gelandang. Mereka bisa menang 1-0 atas Crystal Palace saat memakai 4-4-2. Dengan 4-2-3-1, Spurs hanya meraih hasil seri dengan skor sama, 1-1.
Musim lalu, Pochettino 37 kali memakai formasi 4-2-3-1 dan hanya satu kali 4-3-3 di Premier League. Ketika itu, dua gelandang bertahan, Eric Dier dan Mousa Dembele, menjadi bintang. Hanya, musim ini Dembele baru akan bermain pada 11 September.
Dia masih absen ketika Spurs menghadapi Stoke City, 10 September mendatang. Dembele mendapatkan skorsing enam pertandingan sejak akhir musim lalu. Jadi, Pochettino masih bisa melakukan eksperimen selama Dembele belum bisa bermain.
Baca Juga:
Rotasi menjadi andalan. Musim ini, pasangan Dier adalah Victor Wanyama, yang dipandang sebagai rekrutmen paling cerdas yang dilakukan Spurs musim ini. Dier dan Wanyama selalu dimainkan dengan formasi apapun pada tiga pertandingan musim ini.
Gelandang asal Kenya itu bisa menyediakan banyak perlindungan terhadap pertahanan Spurs, namun juga bisa membuat kontribusi untuk barisan serangan. Modal Wanyama adalah kecepatan lari dan keahlian melakukan tekel.
Namun, musim ini Spurs bermain di Liga Champion juga. Tidak mungkin hanya memainkan Dier dan Wanyama dalam setiap pertandingan yang dilakukan Spurs, baik di domestik maupun di kompetisi antarklub Eropa. Karena itulah, pemikiran taktis Pochettino sangat diperlukan.