Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sikap pro dan kontra menyertai keputusan Chelsea merekrut Marcos Alonso (25) seharga 19,55 juta pounds atau Rp 340,6 miliar musim panas ini. Alonso punya alasan kenapa dirinya layak dihargai tinggi.
Chelsea merekrut Alonso dari klub Serie A, Fiorentina, dan langsung memberinya status bek sayap termahal dalam sejarah The Blues.
Pembelian Alonso mengalahkan rekor sebelumnya milik Jose Bosingwa. Nama terakhir dibeli senilai 17,4 juta pounds dari FC Porto pada 2008-2009.
Manajer Chelsea, Antonio Conte, mengungkapkan argumentasi perekrutan Alonso dengan harga mahal.
"Marcos adalah pembelian penting karena dia pemain kidal dan pernah bermain di Inggris (Bolton, 2010-2013). Jadi, dia sudah memiliki pengalaman di Premier League," ucap Conte, dikutip London Evening Standard.
Proud to be a new @ChelseaFC player! Can't wait to start this new adventure! pic.twitter.com/pXPHGuMwtY
— Marcos Alonso (@marcosalonso03) August 31, 2016
Penjabaran spesifik dari alasan Conte meminang Alonso adalah kecocokan sang pemain dengan ide variasi strateginya.
Sebagai bek sayap kiri, Alonso klop mengakomodasi penggunaan skema 3-5-2 andalan Conte saat membesut Juventus dan timnas Italia.
Peran winger dalam format 5 gelandang itu akrab dilakoni Alonso bersama Fiorentina dua musim terakhir.
Masuknya Alonso dalam potensi skema 3-5-2 akan mengembalikan full-back kiri utama saat ini, Cesar Azpilicueta, ke posisi alaminya di sisi kanan.
Transformasi Azpi merupakan bagian kebutuhan strategi Chelsea karena belum menemukan bek sayap kiri top setelah penurunan Ashley Cole 2-3 tahun lalu.
Dalam sistem 4 pemain bertahan, posisi bek kanan selama ini menjadi milik Branislav Ivanovic.
Sudah berusia 32 tahun, Ivanovic dinilai lebih aman ditempatkan sebagai bek tengah karena dikhawatirkan kecepatannya di sayap terus menurun drastis.
Baca Juga:
Kalaupun Conte masih pakai sistem 4 bek seperti pada trilaga perdana 2016-2017, Alonso tetap berguna karena modifikasi taktik itu sudah akrab untuknya di Fiorentina.
Jebolan akademi Real Madrid tersebut juga memiliki DNA teknik pemain Spanyol yang ahli mengolah serta mengalirkan bola. Alonso mengalami peningkatan soal akurasi passing dalam tiga musim terakhir di liga.
Rapor ketepatannya ialah 71,9 persen di Sunderland (2013-2014), serta 80,3 (2014-2015) dan 83,4 persen (2015-2016) di Fiorentina.
Kelebihan ini membuat Alonso bisa diandalkan memasok peluang dari sisi lapangan. Bukti lain, dia tercatat sebagai bek pemasok kontribusi gol terbanyak bagi tim di Serie A musim lalu dengan 7 buah (3 gol, 4 assist).
"Saya bermain di posisi berbeda selama beberapa tahun terakhir karena pergantian manajer dan sistem permainan. Di Italia, saya berkembang dalam segi defensif dan kekuatan mental," ujarnya di Sky Sports.
[video]https://video.kompas.com/e/5113591417001_v1_pjuara[/video]