Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ferdinand dan Boaz, Masih Harus Berbagi Peran

By Sabtu, 3 September 2016 | 20:13 WIB
Ferdinand Sinaga, penyerang lokal yang subur di TSC namun tidak masuk tim nasional Indonesia. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Memasuki putaran kedua Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016, striker-striker asing masih mendominasi daftar pencetak gol terbanyak. Dari kalangan striker lokal, hanya Ferdinand Sinaga dan Boaz Solossa yang sementara ini mampu menembus ke daftar 10 besar.

Penulis: Martinus Bangun

Sebenarnya, selain Boaz dan Ferdinand terdapat sekitar delapan pemain lokal lain yang tercecer dalam 20 besar daftar pencetak gol TSC.

Uniknya, dari delapan nama tersebut, empat di antaranya bukan berposisi sebagai pemain depan, melainkan lebih kerap tampil sebagai gelandang. Mereka adalah Vendry Mofu (Semen Padang/5 gol), Jefri Kurniawan (PBFC/5 gol), Irsyad Maulana (Semen Padang/5 gol), dan Slamet Nurcahyo (Madura United/5 gol).

Baca Juga:

Barulah sisa empat pemain lain yang benar-benar berposisi sebagai pemain depan, yakni Cristian Gonzales (Arema Cronus/ 6 gol), Rudi Widodo (BSU/5 gol), Dendi Sulistyawan (Persela/5 gol), Tambun Naibaho (PS TNI/4 gol).

Kepada BOLA, Ferdinand menuturkan bahwa sebenarnya ia tak terlalu memikirkan soal gelar individu dan lebih mengutamakan kepentingan tim. Apalagi, statusnya di skuat Juku Eja saat ini termasuk pemain senior.

“Terdengar agak klise memang. Hanya, untuk saat ini tim sedang banyak dihuni pemain muda. Menjadi tugas saya juga untuk memompa semangat rekan-rekan muda tersebut agar PSM bisa bangkit pada putaran kedua,” ujar Ferdinand.

Pemain terbaik LSI 2014-2015 ini menjabarkan faktor lain yang turut mengantarkan namanya masuk daftar 10 besar pencetak gol.

“Pada beberapa laga terakhir putaran pertama silam, PSM tampil tanpa pemain (striker) asing. Jadi, saya yang lebih sering dijadikan ujung tombak dan target man. Semoga dengan tambahan beberapa pemain asing pada putaran kedua, saya bisa semakin tajam," ujar Ferdinand.

Peran yang hampir serupa juga tengah diemban Boaz Solossa. Pada putaran pertama, Persipura sebenarnya sempat mengontrak dua striker asing, yakni James Koko dan Boakay Eddie Foday.

Namun, produktivitas keduanya masih kalah dari Boaz. Padahal, Boaz juga harus menjalani tugas sebagai mentor untuk penyerang-penyerang muda Mutiara Hitam lainnya.

“Boaz saat ini lebih berperan sebagai sosok senior di tim. Jadi, fokusnya tak hanya terus mencetak gol karena ia juga harus menjadi panutan bagi penyerang-penyerang muda Persipura seperti Ferinando Pahabol, Lukas Mandowen, Osvaldo Hay, dan Marianus Mariyanto," ujar Media Officer Persipura, Bento Madubun.

Adapun kesuburan Vendry, Jefri, Irsyad, dan Slamet layak diapresiasi tinggi mengingat mereka bukan pemain depan. Mereka kebanyakan menjadi pendukung bagi bomber asing di klub masing-masing.

Rudi dipasang sebagai tandem penyerang asal Brasil, Thiago Furtuoso, di Bhayangkara Surabaya United, sementara Dendi Sulistyawan berduet dengan Herman Dzumafo di lini depan Persela. Hanya, untuk putaran kedua TSC, Dzumafo tak lagi bersama Laskar Joko Tingkir.

[video]https://video.kompas.com/e/5110689920001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P