Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jefri Kurniawan tengah menjadi perbincangan berkat performanya yang apik bersama Pusamania Borneo FC sepanjang putaran pertama Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016. Tim Pesut Etam bahkan disebut beruntung mendapat servis gelandang bernomor punggung 77 itu.
Penulis: Ferry Tri Adi Sasono
Dalam 12 penampilan bersama Pusamania hingga pekan ke-17, Jefri sudah mengoleksi lima gol dan tiga assist.
Aksi memikat terakhir terjadi di partai kontra Sriwijaya, Selasa (27/8). Selain assist untuk gol penyelamat tim oleh Lerby Eliandry (skor akhir 2-2), Jefri juga menciptakan gol indah dari tendangan bebas langsung.
Kiprah apik Jefri tak didapat dari latihan sekejap. Akademi Arema menjadi saksi tumbuh kembang gelandang berusia 25 tahun itu.
Berawal dari SSB Lawang, sekolah sepak bola yang berada di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jefri kecil mulai serius menekuni sepak bola. Kesenangannya terhadap sepak bola juga didukung keluarga.
“Dari kecil, saya bermain sepak bola di kebun teh, yang jaraknya sekitar dua kilometer dari rumah. Saya selalu berjalan kaki menuju ke kebun teh. Keluarga saya juga mendukung karena memang suka sepak bola. Saya disekolahkan ke SSB Lawang,” tutur eks pemain Persinga Ngawi itu.
Sejak SMP kelas 2, Jefri kemudian masuk Akademi Arema. Di sana, pemain kelahiran 18 Maret 1991 itu bertemu Dendi Santoso dan Sunarto.
Bakat Jefri diasah dengan baik di Akademi Arema. Persekam Metro FC Malang kemudian menjadi pelabuhan selanjutnya pada usia belia sebelum masuk Persema Malang Junior dan U-21. Ia mencicipi banyak posisi selama periode tersebut.
“Di SSB saya menjadi stoper. Kemudian di Persema Junior, saya bermain sebagai gelandang bertahan. Waktu bermain di Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur, saya sempat bermain di posisi sayap. Sejak di SSB sampai Persinga Ngawi, saya pernah mencoba 10 posisi kecuali kiper,” kata Jefri ketika dihubungi Tabloid BOLA.
Pembuktian
Meski kariernya meroket sejak dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Kemerdekaan 2015 ketika membela Persinga Ngawi, Jefri pernah menghadapi dilema melanjutkan petualangan di sepak bola atau tidak.
Sebelum melangkah ke Divisi I membela Persikoba Batu atau PPSM Magelang di Divisi Utama, orang tua Jefri sempat tidak membolehkannya lagi bermain.
“Pernah juga disuruh berhenti bermain sepak bola oleh orang tua. Alasannya, waktu itu sepak bola tidak menjanjikan sebagai mata pencaharian," ucap Jefri.
"Namun, saya buktikan dengan memberangkatkan mereka umrah dari uang hasil menjadi pemain terbaik Piala Kemerdekaan 2015. Waktu melarang, orang tua tak mau menonton saya bermain. Kini, mereka menonton terus,” katanya.
Mendapat dukungan dari keluarga, Jefri semakin antusias memberikan yang terbaik di sepak bola. Membela timnas menjadi impian yang tengah ia kejar.
“Alfred Riedl datang ke Makassar untuk mencari pemain yang akan diseleksi. Saya tidak tampil waktu Pusamania melawan PSM," tutur Jefri.
"Rezekinya bukan sekarang. Semoga di kemudian hari bisa membela timnas Indonesia,” ujarnya.
Terlepas dari karier apik dan impiannya, Jefri masih terkena sindrom rindu rumah.
"Kalau ada libur dua-tiga hari, saya pasti pulang ke Malang. Masih tidak bisa jauh dari rumah,” katanya sambil tertawa.
Data Diri Jefri Kurniawan
Nama: Jefri Kurniawan
Lahir: Malang, 18 Maret 1991
Karier Junior
1997-2003 SSB Lawang (Malang)
2003-2007 Akademi Arema
2007-2008 Metro FC Malang
2008-2010 Persema Junior
2010 Persema U-21
Karier Senior
2010 Persikoba Batu
2011 Persik Kendal
2011 Persesam Sampit
2013-2015 PPSM Magelang
2015 Persinga Ngawi
2015 Persegres Gresik
2016 Persiba Balikpapan
2016-sekarang Pusamania Borneo FC
[video]https://video.kompas.com/e/5110696262001_v1_pjuara[/video]