Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebelum menjadi pahlawan Portugal di Piala Eropa 2016, Eder mengalami hidup yang penuh liku. Penyerang berusia 28 tahun itu bahkan nyaris ingin bunuh diri.
Eder menjadi pusat perbincangan di berbagai media menyusul aksi heroiknya dalam turnamen di Prancis. Ia mencetak satu-satunya gol kemenangan Portugal dalam final kontra Prancis di Stade de France, Minggu (10/7/2016).
Dua tahun sebelumnya, Eder mengalami nasib buruk saat tampil di Piala Dunia 2014. Penyerang Lille itu dianggap ikut andil di balik kegagalan Portugal lolos dari fase grup.
Gelombang hinaan dan kritik dari publik sendiri membuat Eder sempat berpikir untuk mengakhiri hidup.
Baca juga:
"Pikiran saya mengarah ke sesuatu yang sangat buruk. Saya mengalami fase terendah dalam hidup," ucap Eder dikutip Daily Mail.
"Saya mendapat cedera dan harus bermain di Piala Dunia. Sayangnya, beberapa hal tidak berlangsung mulus," kata eks juru gedor Braga itu.
Kepercayaan diri dan motivasi hidup Eder kembali menyala lewat bantuan seorang perempuan bernama Susana.
"Titik balik saya terjadi setelah sebuah pertandingan bersama Braga. Saya bertemu seorang gadis yang mengenakan seragam tim kami. Ibu dia, Susana Torres, meminta foto bersama," tutur Eder.
"Susan mengatakan bahwa dirinya adalah psikolog. Saya meminta bantuan dia untuk kembali membangun mimpi," kata Eder lagi.
Eder memulai karier profesional bersama tim lokal Oliveira Hospital pada 2006. Ia kemudian berpindah-pindah tim mulai dari Tourizense, Adacemica, Braga, Swansea City, hingga kini mendarat di Lille.