Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sirnas Djarum Sumatera Utara, Evaluasi Segi Fisik

By Minggu, 4 September 2016 | 10:35 WIB
Febby Angguni, terkurasnya fi sik telah diketahui lawan. (Herka Yanis Pangaribowo/BOLA)

Sirkuit Nasional (Sirnas) Djarum Sumatra Utara 2016 yang berakhir pada Sabtu (27/8/2016) menyisakan satu hal yang perlu dievaluasi para peserta.

Penulis: Christian Gunawan

Finalis tunggal putri kategori dewasa, Febby Angguni, menyebut dirinya gagal menjadi juara karena faktor fisik.

Gadis Bandung itu mengaku dirinya kalah dalam kebugaran sehingga lawan nya, Hera Desi Ana Rachmawati, bisa menang secara luma yan mudah, 21-14, 21-12.

“Permainan saya didikte sejak awal laga. Karena tidak fit juga saya sering melakukan kesalahan sendiri,” katanya. Febby pun berniat menaikkan kebugaran, sesuatu yang ia akui sudah cukup lama tak ia tingkatkan.

Tedi Supriadi juga menjadi pemain yang terkendala kondisi fisik saat tampil di partai puncak. Di laga pembukaan, pemain Djarum ini kalah di ganda cam puran dewasa.

Tedi dan Keshya Nurvita Hanadia harus mengakui keunggulan Tri Kusuma Wardhana/Suci Rizki Andini.

Tedi mengatakan bahwa fisiknya sudah terkuras di semifi nal karena harus tampil juga di ganda putra.

Wajarlah bila kekuatan fisiknya itu semakin menurun kala tampil di final ganda putra beberapa jam kemudian sehingga ia dan pasangannya di klub Djarum, Hantoro, kalah di tangan pasangan Jaya Raya, Agripina Primarahmanto Putera/Rian Swastedian.

Agripina tak menutupi bahwa ia dan Rian tampil nyaman se jak awal duel.

Selain karena sudah mengetahui kekuatan dan kekurangan Hantoro karena Rian pernah berpasangan dengannya, pertemuan di semifinal ganda campuran juga menambah penge tahuan soal Tedi.

Kekurangan lawan yang merupakan pasangan tim Djarum terutama penurunan fisik Tedi. Alhasil, Agripina/Rian menang secara cukup mudah, 21-11 dan 21-15.

Debutan Musim Menang

Hal serupa tampak melanda Suci saat berduet dengan Yulfira Barkah.

Kendati tak menyorot ketahanan fisiknya, Suci mengakui bahwa dirinya tak berkonsentrasi penuh di final ganda putri.

Tiga set akhirnya dimenangi ganda Pertamina Fastron, Dian Fitriani/ Nadiya Melati. Suci pun gagal membawa dua gelar dari Medan.

“Kami menang sabar. Mereka juga tak sering membuat kesalahan karena laju kok yang pelan,” ucap Dian, yang menambahkan bahwa kemenangan mereka sedi kit banyak terbantu tak maksimalnya kekuatan fisik Suci.

Gaya bermain yang telah dikenal bukan kelebihan.

Dua tunggal putra yang mencuri perhatian di Medan dengan menjuarai kategori masing-masing tampak memanfaatkan kesempatan tampil pertama kali di Sirnas musim ini.

Di tunggal putra dewasa, Fikri Ihsandi Hadmadi menang atas Vicky Angga Saputra. Fikri tengah “berlibur” dari klubnya di Malaysia.

Di tunggal putra taruna (U-19), pemain asal Cina, Sheng Xiao Dong, mengalahkan Gatjra Piliang Fiqihilahi. Khusus Sheng, kebugaran tampak menjadi kunci. Ia tampil pula di ganda putra U-18 ber sama kompatriotnya, Ma Xiao, hingga semifinal.

[video]https://video.kompas.com/e/5110689920001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P