Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bulu tangkis Indonesia kembali merebut medali emas pada Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio de Janeiro, 5-21 Agustus. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih emas setelah menundukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) pada babak final.
Pencapaian tersebut mengembalikan tradisi emas pada ajang Olimpiade. Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun tidak mau terlena.
Mereka langsung bergerak untuk mempersiapkan atlet yang akan tampil pada Olimpiade Tokyo 2020.
"Atlet sudah akan langsung diarahkan ke sana (Olimpiade 2020). Dalam dua tahun ke depan, kami akan all out untuk mempersiapkannya," kata Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky, dalam perbincangan dengan JUARA di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Kami tidak ingin sekadar lolos, tetapi untuk proyeksi medali karena kami berharap bisa mendapat lebih dari satu medali di Tokyo," ucap Rexy.
Menuju Olimpiade 2020, PBSI akan menurunkan atlet pada ajang SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games 2018 lebih dulu.
"Itu merupakan target jangka menengah. Di SEA Games, kami akan menurunkan pemain muda seperti Gregoria Mariska (tunggal putri). Begitu pula saat Asian Games, pemain pelapis juga harus mulai diturunkan," ujar Rexy.
"Dalam dua tahun kami harus sudah bisa mengamankan rangking 8 besar untuk nomor ganda dan 6 besar untuk nomor tunggal. Kalau jumlah atlet yang bisa menembus peringkat tersebut banyak, itu bisa lebih bagus lagi," ucap Rexy.
Pada nomor tunggal putra, Rexy berharap Indonesia bisa memiliki lima pemain yang bisa diandalkan selain Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa.