Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Philippe Coutinho adalah salah satu pemain Liverpool FC yang paling bersinar di awal musim ini. Sebuah kerugian besar ketika Juergen Klopp merasa pemuda Brasil tersebut berpotensi absen di laga melawan Tottenham Hotspur.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Philippe Coutinho bakal dibutuhkan The Reds jika mereka ingin kembali mendapatkan hasil positif di White Hart Lane. Eks personel Inter Milan tersebut tumbuh menjadi pemain penuh rasa percaya diri yang bisa bikin ngeri lini belakang lawan.
Dari musim ke musim, progres Coutinho amat terlihat. Statistik membuktikan hal itu. Menjadi semakin mencolok ketika status arsitek The Reds pindah tangan ke Klopp.
Si orang Jerman itu sepertinya sukses mendorong Coutinho agar lebih berani, baik itu berduel satu melawan satu dengan pemain musuh atau dalam hal melepas tembakan jarak jauh.
Dua gol dari dua partai Premier League adalah bukti sahihnya. Sepasang gol itu tercipta dari 11 percobaan tembakan, terbanyak di antara seluruh pemain di EPL saat ini! Satu di antara dua gol itu ia bikin via tembakan bebas jarak jauh dari luar kotak penalti.
Bahkan, terhitung sejak start 2014-15, tak ada pemain EPL lain yang melepas tembakan luar kotak lebih banyak dari Coutinho.
Tak hanya itu, gol-gol Coutinho kerap berharga mahal karena bisa tercipta ke gawang rival langsung semodel Chelsea, Man. City, Man. United, dan Everton dalam 12 bulan terakhir saja.
Melihat fakta pentingnya status Coutinho, menjadi sebuah pukulan besar ketika sang bos mengatakan ia masih bermasalah dengan isu cedera hamstring yang diderita saat membela klub melawan Burnley pekan lalu.
"Ototnya kaku. Kami menolak memaksakan dia main saat bersua Burton (23/8). Kami juga masih melarangnya berlatih bersama tim sampai Kamis. Dari sisi medis, bukan cedera serius, tetapi cukup untuk meyakinkan saya agar tidak memainkannya melawan Burton," ucap Klopp di Liverpool Echo.
Protes Sturridge
Dengan kondisi Emre Can dan Divock Origi yang juga belum fit, kehilangan Coutinho bisa semakin berbahaya. Tetapi, Klopp mengonfirmasi ia masih punya opsi lain.
"Adam Lallana bisa bermain di posisi penyerang sayap. Roberto Firmino dan Sadio Mane juga. Biasanya Sheyi Ojo mungkin pilihan tepat, tetapi dia juga belum fit," tutur sang bos.
Masih ada satu nama lain yang tak spesifik disebutkan: Daniel Sturridge. Hanya, Sturridge sudah berani bicara lantang soal ketidaksukaannya bermain melebar.
Opini Sturridge ditanggapi tak kalah keras oleh Klopp. Ia meyakini bahwa di dalam skema permainan The Reds era kepelatihannya, tak ada posisi paten spesifi k untuk satu orang.
"Tak ada isu. Kami memainkan sepak bola fleksibel, pergerakan konstan, pola, dan hal-hal lainnya. Daniel pemain cerdas, yang bisa bersembunyi di posisi yang tidak mudah dikawal. Biasanya, posisi itu memang di sayap," ucapnya.
"Tetapi, hal itu hanya formasi di atas kertas. Dia juga harus berkontribusi urusan penyelesaian akhir. Dia harus bergerak karena sangat tak mungkin berada tetap di sebuah posisi dan berharap sesuatu akan terjadi," tutur Klopp lagi.