Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perak Rasanya Biasa Saja

By Sabtu, 27 Agustus 2016 | 11:34 WIB
Pebulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, berbincang dengan pelatihnya, Hendrawan, pada Kejuaraan Dunia 2015 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 13 Agustus 2015. (FERNANDO RANDY/BOLA)

Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, sekali lagi harus puas dengan raihan perak Olimpiade. Lee mendapatkan perak ketiganya pada Olimpiade Rio 2016 setelah kalah 18-21, 18-21 dari Chen Long (China) pada partai final, Sabtu (20/8/2016).

Sebelumnya, Lee meraih perak di Beijing 2008 dan London 2012. Bagaimana sebenarnya kondisi Lee? Apa harapan selanjutnya? Berikut ini penuturan pelatih Lee asal Indonesia, Hendrawan, kepada BOLA di Rio de Janeiro, Minggu (21/8/2016).

Lee Chong Wei gagal lagi meraih emas. Apakah ini karena beban yang terlalu berat?

Waktu final, bebannya memang terlalu besar. Tidak mudah buat Chong Wei karena situasinya berbeda. Di Malaysia, sampai sekarang tidak ada juara dunia atau juara Olimpiade. Semua orang berharap pada Chong Wei.

Chen Long mainnya juga sangat bagus. Permainan depan netnya bagus, Chong Wei kalah. Pemain dengan tipe menyerang kalau kalah di depan, mainnya tidak akan enak lagi. Hal itu yang terjadi di final.

Bagaimana performa Lee secara keseluruhan pada Olimpiade ini?

Chong Wei gagal meraih medali emas. Namun, kalau bicara soal performa, hanya dia pemain yang bisa mendapatkan tiga medali perak secara beruntun. Hal itu tidak gampang untuk dilakukan.

Tetapi, tetap saja, kalau datang ke Olimpiade dengan target medali emas dan ternyata meraih perak, rasanya biasa saja, ada yang terasa hilang. Saya pernah merasakannya saat ikut Oimpiade Sydney 2000. Target saya medali emas, tetapi mendapatkan perak.  Orang bilang hal itu sudah luar biasa, tetapi buat saya jadi biasa saja.

Apakah berat menjadi pelatih Lee?

Tahun lalu, ketika Morten Frost (Direktur Teknik Badminton Association of Malaysia) meminta saya untuk melatih Chong Wei, targetnya hanya dua, juara dunia atau Olimpiade. Kalau bisa dapat keduanya, kalau tidak minimal salah satu.