Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mendahulukan Performa
Status sebagai starter Persib jelas bukan hal baru bagi Kim. Ia selalu dipercaya sejak sepak mula dalam lima dari enam laga awal ketika Persib ditukangi Dejan.
Herrie Setyawan, yang ditunjuk sebagai caretaker dalam dua laga selepas pengunduran diri Dejan, juga memercayainya sebagai starter. Namun, saat itu kiprah sang pemain justru ditanggapi negatif, setidaknya oleh bobotoh.
Kim dianggap menjadi starter karena ia pemain kesayangan Dejan. Suporter bahkan sempat membentangkan spanduk kritik saat Persib menggelar latihan di Lapangan Progresif pada awal Mei.
"Ada Apa dengan Kim dan Coach Dejan" serta "Kim Butut", begitu tulisan yang tertera di spanduk.
Kedatangan Djanur sempat dianggap bakal menjadi awal suramnya hidup Kim bersama Persib, terlebih karena sang pemain langsung dicadangkan versus PSM. Hanya, Djanur rupanya lebih mendahulukan performa dibanding kritik suporter.
Menurutnya, keputusan menurunkan Kim merupakan hasil pertimbangan matang. Diberkahi dengan tiga pemain yang bisa menempati pos gelandang bertahan ganda, Djanur memang harus selalu dihadapkan pada pilihan duet Hariono-Kim atau Hariono-Taufiq.
"Semua pemain punya kesempatan yang sama. Soal Kim, ia jelas punya kualitas kendati perbedaannya dengan Taufiq juga tipis. Saya harus punya feeling soal siapa yang diturunkan pada setiap pertandingan," ucap Djanur.
Lewat performa Kim itu, ternyata bukan cuma hati Djanur yang terpikat. Suporter pun mulai menaruh respek pada gelandang bertinggi badan 167 cm itu.
"Menurut saya, Kim memang bagus. Sejak awal pun dia bagus. Hanya, ada perbedaan ketika ia tampil di bawah Dejan dengan Djanur," kata pentolan Viking Persib Club (VPC), Mulyana.
"Bersama Dejan, Kim terlihat tidak lepas dan terus dimainkan kendati sudah lelah. Permainannya ketika itu tidak berkembang, berbeda dengan sekarang," tuturnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5097787933001_v1_pjuara[/video]