Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Italia berduka. Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang wilayah pegunungan di Italia Tengah pada Rabu pagi waktu setempat (24/8/2016).
Lokasi gempa terletak berdekatan dengan Norcia, kota kecil yang berposisi 75 kilometer arah tenggara dari Perugia.
Bencana itu menelan korban 73 orang meninggal dunia dan ratusan lain hilang atau luka-luka.
Guncangan gempa dilaporkan terasa sampai Roma, ibu kota negara yang berjarak sekitar 100 kilometer dari lokasi kejadian.
ITALY: Before and After pictures from street in #Amatrice following large #Earthquake - @repubblicait pic.twitter.com/UJ71P9zHo2
— Amichai Stein (@AmichaiStein1) August 24, 2016
Pihak Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pun ikut bereaksi dengan melancarkan aksi simpati.
Presiden FIGC, Carlo Tavecchio, dan Presiden Komite Olimpiade Italia (CONI), Giovanni Malago, memerintahkan pelaksanaan mengheningkan cipta selama semenit pada semua laga pekan berikutnya di kompetisi Liga Italia.
"Tim-tim nasional yang bertanding hari ini atau beberapa hari ke depan juga akan mengenakan pita hitam di lengan sebagai tanda solidaritas dalam masa yang penuh duka untuk negara ini."
Demikian pernyataan yang disampaikan pihak FIGC.
Teror gempa terkuat di Negeri Piza sejak 2009 ini juga dirasakan seluruh awak Foggia Calcio, klub kontestan Lega Pro atau Divisi III dalam sistem kompetisi Italia.
Baca Juga:
Para pemain dan ofisial tim terpaksa keluar dari hotel dan mengungsi ke jalan-jalan kala getaran gempa mengguncang tempat mereka menginap selama melakoni pemusatan latihan di Norcia.
"Sungguh ketakutan luar biasa saat merasakan semua di sekitar kami berguncang. Furnitur, cermin, semuanya jatuh. Tembok pun retak. Beberapa dari kami keluar dengan masih mengenakan piama dan membawa selimut ke jalan," ucap pelatih Foggia, Giovanni Stroppa, di situs klub.
Lokasi terdampak yang paling parah adalah Amatrice, hanya 16 kilometer dari tempat awak Foggia berada.
"Setelah tahu efek kerusakan hebat di Amatrice, kami menyadari betapa beruntungnya kami. Tim memutuskan kembali ke Foggia, tapi hati kami tetap bersama mereka yang menderita dan juga keluarga korban," kata Stroppa, yang pernah memperkuat AC Milan pada era 1980-an akhir dan 1990-an awal.
[video]https://video.kompas.com/e/5096793220001_v1_pjuara[/video]