Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liverpool Dikhawatirkan seperti Newcastle pada 1990-an

By Selasa, 23 Agustus 2016 | 06:45 WIB
Ekspresi lesu kiper Liverpool, Simon Mignolet, saat meninggalkan lapangan setelah timnya dikalahkan Burnley dalam laga Premier League, 20 Agustus 2016. (JAN KRUGER/GETTY IMAGES)

Kinerja Liverpool FC pada dua pekan perdana Premier League musim ini mencerminkan dua sisi wajah mereka. Skuat beralias The Reds punya modal amunisi mentereng, tapi rapuh di belakang.

Setelah menang 4-3 di kandang Arsenal, Liverpool bertekuk lutut dengan skor 0-2 di kandang Burnley.

Rapor memasukkan 4 gol dan kebobolan 5 kali bukan catatan ideal bagi klub yang mengincar gelar musim ini.

Apalagi, problem tersebut seperti hama yang belum bisa dibasmi Manajer Juergen Klopp dalam 10 bulan lebih masa baktinya di Anfield.

Baca Juga:

"Apakah saya dibolehkan mengkritik Juergen? Apakah pemujaan bagi pelatih begitu kuat sehingga kita harus menunggu melihat Liverpool konsisten di bawah manajer dengan bayaran tinggi dan kontrak jangka panjang?" ucap Stan Collymore, dikutip dari Liverpool Echo.

Poin yang dikritik penyerang Reds pada 1995-1997 itu mengacu pada ketidakmampuan Klopp menyiapkan alternatif jika metode 'Gegenpressing' andalannya tak berjalan baik.

Saat menghadapi Burnley, Liverpool mendominasi permainan dan memiliki begitu banyak peluang.

Hanya, upaya dari para pemain kreatif Si Merah tak kunjung menelurkan gol.

Dalam keadaan mentok, Klopp disebut Collymore tak punya kreasi menjalani laga dengan metode lain buat menggantikan Gegenpressing.

"Saya ingin Liverpool sukses dan saya sangat bersemangat saat Gegenpressing berjalan. Namun, kita harus jujur bahwa kondisi Premier League berbeda dari Bundesliga atau La Liga," kata pria yang kini berusia 45 tahun itu.


Manajer Liverpool, Juergen Klopp, melambaikan tangan ke arah suporter seusai laga Premier League kontra Burnley di Stadion Turf Moor, Sabtu (20/8/2016).(JON SUPER/AFP )

Collymore mengkhawatirkan kondisi mantan klubnya seperti kiprah Newcastle United pada medio 1990-an.

Ketika itu, Newcastle punya materi bagus di depan, tapi buruk soal pertahanan.

Pada 1995-1996, tim beralias The Magpies punya koleksi striker kondang seperti Les Ferdinand dan Faustino Asprilla, serta gelandang subur, Peter Beardsley.

Mereka bertiga secara kolektif mencetak 39 gol. Namun, Newcastle kebobolan 37 kali, terbanyak di antara tim lima besar, dan finis sebagai runner-up di bawah Manchester United.

"Kondisi berlawanan di kedua lini itu tak akan membuat Anda juara liga. Klub telah berinvestasi dengan memilih seseorang guna mempersembahkan gelar dalam diri Klopp, bukan untuk seorang manajer yang mengatakan 'semua akan lebih baik besok'," ucap Collymore lagi.

[video]https://video.kompas.com/e/5093885863001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P