Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool FC dipaksa jatuh ke bumi dengan keras pada Sabtu (20/8/2016). Pasukan Juergen Klopp dipukul Burnley 0-2 setelah memetik kemenangan 4-3 pada pekan perdana di kandang Arsenal.
Hasil di Turf Moor pada laga pekan kedua membuktikan Liverpool masih dilanda penyakit inkonsistensi seperti musim lalu.
Dalam waktu sepekan, wajah mereka berubah dari mengerikan menjadi lembek buat lawan.
Burnley, klub promosi musim ini, memberikan pelajaran berharga untuk selalu diingat Klopp dan pasukannya.
Baca Juga:
"Penguasaan bola tak membuat Anda memenangi laga. Mitos itu muncul beberapa tahun lalu, tapi Leicester musim kemarin membuktikan Anda tak harus mendominasi bola untuk menang," ujar Manajer Burnley, Sean Dyche, di Liverpool Echo.
Ucapan Dyche berdasarkan pada keunggulan mutlak Liverpool atas timnya. The Reds menguasai bola 81 persen, melepas 26 tembakan, dan mencatat 12 kali sepak pojok!
Akan tetapi, dominasi itu dimentahkan dua gol Burnley melalui dua percobaan mereka sepanjang laga.
"Liverpool dalam laga sering menempatkan 5-6 pemain di lini tengah. Jika saya melakukannya, tim kami juga akan banyak menguasai bola, tapi saya ingin melakukan penetrasi dan memanfaatkan peluang secara efektif," kata Dyche soal strateginya membalas dominasi sang rival.
Klopp memberikan reaksi. Manajer asal Jerman itu pun mengeluhkan inefisiensi pemainnya dalam memanfaatkan dominasi, serta pengambilan keputusan yang buruk soal eksekusi peluang.
"Kami menguasai permainan secara baik, tapi pada akhirnya Anda harus memanfaatkan keunggulan itu. Saya melihat umpan silang bagus ketika tidak ada orang yang menyambut. Saya melihat tembakan saat kotak penalti penuh," kata Klopp.
[video]https://video.kompas.com/e/5092034223001_v1_pjuara[/video]