Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika menjuarai La Liga musim kemarin, Luis Enrique berhasil menyamai rekor Louis van Gaal dan Frank Rijkaard, yang mampu meraih titel back to back bagi Barcelona. Di pengujung Mei nanti, tak ada alasan untuk tidak menjagokan lucho menyabet three peat.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sepanjang sejarah Blaugrana, cuma ada dua pelatih yang bisa melakukannya: mendiang Johan Cruyff (4 gelar beruntun) dan Pep Guardiola (3). Enrique mungkin tak dianggap seistimewa dua pendahulunya itu.
Namun, bukan berarti dirinya tak bisa menyamai prestasi mereka.
Harus diakui bahwa semula hanya segelintir orang yang mengira bahwa lucho mampu mencaplok sepasang mahkota La Liga secara beruntun, yang diwarnai raihan triplete di musim debut.
Bahkan tak sedikit yang mencibir sang mantan kapten Barca itu sebagai fi gur yang merusak keindahan tiki taka.
Kendati demikian, dalam pencapaiannya mendekati koleksi trofi Cruyff maupun Pep, Enrique tak pernah bermaksud menyamai gaya bermain Barca di bawah mereka. Ia mengantongi filosofi sendiri.
Mungkin tak melalui permainan memukau berupa operan-operan pendek yang memuja ball possession, tapi dengan hasil akhir yang sama mematikannya.
Menyadari bahwa tiki taka tak lagi mampu menghadirkan dampak sedahsyat ketika masih dikomandoi Xavi Hernandez, Enrique memadukan penguasaan bola dengan skema counter attack.
Kecepatan lari pemain-pemain seperti Luis Suarez dan Neymar justru bisa lebih dioptimalkan.
Gol-gol Barca tak lagi didominasi awalan puluhan operan, tapi cukup dengan 4-5 operan. Kadang Suarez bahkan hanya butuh kiriman umpan jauh dari lini belakang guna mengeksekusi peluang menjadi gol.
Terlengkap
Kecuali hengkangnya Dani Alves ke Juventus dan potensi perginya Claudio Bravo, Barca menapak musim 2016/17 tanpa perubahan lain dalam komposisi skuat inti.
Artinya, pendekatan Enrique tak akan jauh berbeda dibandingkan dua musim sebelumnya.
Gerard Pique dan Javier Mascherano masih akan menjadi duet bek tengah, disokong Aleix Vidal atau Sergi Roberto di kanan dan Jordi Alba atau Lucas Digne di kiri.
Trio Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Ivan Rakitic masih menjadi mesin penggerak di tengah dan trisula MSN masih memimpin barisan penggedor.
Yang agak membedakan justru Barca kini meng-upgrade stok pelapis mereka dengan menghadirkan Samuel Umtiti dan Digne di belakang serta Denis Suarez dan Andre Gomes di tengah.
Menurut isu yang beredar kencang, Barca bahkan masih berpeluang mendaratkan Paco Alcacer dan Diego Alves sebagai penambal kepergian Bravo dan Douglas.
Tambahan amunisi ini memberi ruang bagi Enrique untuk melakoni rotasi secara periodik, tanpa menciptakan dekadensi kualitas. Menurunnya kinerja Barca di bulan April lalu tak lepas dari tersedotnya fi sik karena minim rotasi.
Dengan skuat yang menurut Enrique adalah yang terlengkap sejak ia melatih dan tanpa "gangguan" berupa penampilan di Piala Dunia Klub, Barca bisa tak tertahan untuk mencetak hat-trick.