Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih kiper tim nasional (timnas) Indonesia, Gatot Prasetyo, bercerita tentang perjalanan kariernya. Rupanya, tangan dingin juru taktik berusia 43 tahun itu telah melahirkan beberapa nama kiper berbakat Indonesia.
Sesi Seleksi timnas memang telah merampungkan dua tahap. Kepada JUARA, Gatot Prasetyo pun menceritakan bagaimana petualangannya di dunia sepak bola Tanah Air, mulai dari menjadi pemain hingga dihadapkan dengan enam kiper hebat.
Bagaimana awal Anda terpilih sebagai pelatih kiper timnas?
Di timnas, saya sudah berkecimpung di timnas kelompok umur. Saya pernah sebagai pelatih di timnas U-14 dan U-16. Namun, baru kali ini saya ditunjuk untuk melatih di timnas senior.
Di level klub?
Saya mengawali karier kepelatihan di Persib Bandung U-21, setelah itu pindah ke Pelita Jaya U-21, dan terakhir bergabung bersama Pelita Bandung Raya (PBR).
Pernah masuk timnas saat masih aktif bermain?
Saya pernah dipanggil untuk membela timnas B yang dipersiapkan untuk Marah Halim Cup. Saat itu, saya satu angkatan dengan Rochi Putiray, Agung Setyabudi, Kas Hartadi, sampai Nilmaizar.
Saat menjadi pemain, kapan momen terbaik Anda?
Saat saya membela Persib dalam rentang 1991-1999 dan saya tergabung dalam skuat Maung Bandung yang menjuarai Liga Indonesia pertama pada 1995.
Siapa saja kiper yang dihasilkan dari tangan dingin Anda?
Saat di Pelita Jaya, saya melatih Shahar Ginanjar (Mitra Kukar), Deden Natshir (Persib), dan Yogi Triana (Sriwijaya FC).
Bagaimana rasanya bisa menelurkan kiper-kiper yang sekarang membela klub-klub terkemuka Indonesia?
Ya, mereka ada di level tertinggi sekarang. Sebagai eks pelatih mereka, saya merasa sangat puas melihat perkembangan ketiganya.
Shahar menjadi salah satu kiper yang diseleksi, sudah ada bayangan?
Semua kiper di sini adalah yang terbaik. Saya belum memiliki bayangan untuk direkomendasikan kepada pelatih Alfred Riedl.
Beberapa waktu lalu, Riedl sempat mengatakan bahwa Kurnia Meiga masih menjadi yang nomor satu saat ini, bagaimana dengan itu?
Riedl pasti sudah punya bayangan skuat, apalagi Meiga sudah tiga kali di timnas bersamanya. Tetapi, saat ini tim pelatih ingin melihat kondisi dan kesiapan terakhir para pemain. Kami tidak bicara nama besar dan masa lalu.
Komunikasi Anda terjalin baik dengan Riedl?
Tidak ada masalah, saya dipanggil ke timnas mungkin karena beberapa kali pernah bekerja dengan pelatih asing. Saat di PBR, saya bekerja dengan Dejan Antonic. Saya sudah terbiasa dengan pelatih asing.