Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Emas Olimpiade Akhiri Penantian 16 Tahun Richard Mainaky

By Ade Jayadireja - Kamis, 18 Agustus 2016 | 10:55 WIB
Pelatih ganda campuran nasional, Richard Mainaky, menjawab pertanyaan wartawan saat acara penjemputan atlet yang ikut All England 2016 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (16/3/2016). (DIAN LESTAY/JUARA.NET)

Richard Mainaky melengkapi catatan emas dalam karier kepelatihannya setelah mengantarkan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke podium tertinggi Olimpiade Rio de Janeiro 2016.  

Tontowi/Liliyana berhasil mempersembahkan medali emas seusai mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12, pada pertandingan yang berlangsung di Riocentro, Pavilion-4, Rabu (17/8/2016).

"Saya ucapkan terima kasih kepada Tontowi/Liliyana. Dari dua Olimpiade tim ganda campuran dapat perak, kali ini emas disumbangkan Tontowi/Liliyana," kata pelatih ganda campuran nasional, Richard, seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Keberhasilan Tontowi/Liliyana ini juga mengakhiri penantian 16 tahun Richard sebagai pelatih ganda campuran nasional di Olimpiade. Tangan dingin dia menghasilkan sejumlah pasangan ganda campuran hebat, tetapi baru tahun ini salah satu anak asuhnya bisa meraih medali emas Olimpiade.

Dilansir dari Djarum Badminton, sedikitnya ada lima pasang ganda campuran Indonesia yang bersinar setelah dipoles Richard. Mereka adalah Tri Kusharyanto/Minarti Timur, Nova Widiyanto/Vita Marissa, Nova/Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad/Liliyana, dan terakhir Praveen Jordan/Debby Susanto.

Baca Juga:

Dua pasangan terakhir tampil luar biasa dalam lima tahun terakhir di All England. Tontowi/Liliyana mencatat hat-trick juara pada 2012-2014, dan menjadi finalis pada 2015.

Tahun ini, giliran Praveen/Debby yang matang. Mereka menjadi juara All England 2016.

"Kalau saya sudah pilih pasangan, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk mereka bisa jadi juara," ucap Richard kepada Djarum Badminton, beberapa waktu lalu.

"Kenyang" dengan gelar All England, Richard masih menyimpan penasaran untuk medali emas Olimpiade karena prestasi terbaiknya adalah medali perak. Rasa penasaran itu pun tuntas pada Olimpiade Rio 2016.

Kendati demikian, Richard enggan disebut sebagai sosok tunggal keberhasilan pasangan Tontowi/Liliyana meraih medali emas.

"Kemenangan ini bukan karena saya saja sebagai pelatih, tetapi juga dukungan dari asisten pelatih, Nova (Widianto). Dia sangat membantu saya dengan tulus, dia bantu saya sampai capek, makanya saya mau dia ikut ke sini (Rio)," tuturnya.

"Terima kasih juga kepada PBSI dan semua tim atas dukungannya yang luar biasa,” ucap Richard.

Torehan Tontowi/Liliyana ini menjadikan mereka pasangan ganda campuran Indonesia pertama yang sukses menjuarai Olimpiade. Selebihnya, medali emas nomor ganda campuran selalu dimenangi dua negara, Korea Selatan dan China.

Kiprah ganda campuran Indonesia di Olimpiade:

  • Barcelona 1992 - Tidak dipertandingkan
  • Atlanta 1996 - Tri Kusharyanto/Minarti Timur, Flandy Limpele/Riseu Rosalina (perempat final),
  • Sydney 2000 - Tri Kusharyanto/Minarti Timur (perak) Bambang Suprianto/Zelin Resiana (perempat final)
  • Athena 2004 - Anggun Nugroho/Eny Widiowati (babak kedua), Nova Widianto/Vita Marissa (perempat final)
  • Beijing 2008 - Nova Widianto/Liliyana Natsir (perak), Flandy Limpele/Vita Marissa (peringkat ke-4)
  • London 2012 - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (peringkat ke-4)
  • Rio 2016 - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (emas), Praveen Jordan/Debby Susanto (perempat final)

Penulis: Jalu Winsu Wirajati

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P