Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Yanto Basna: Sepak Bola Harus Merdeka dari Mafia

By Ferril Dennys Sitorus - Rabu, 17 Agustus 2016 | 09:21 WIB
Bek Yanto Basna menyundul bola saat mengikuti seleksi tahap kedua tim nasional Indonesia di Stadion Pakansari, Selasa (16/8/2016). (Herka Yanis/BOLA/JUARA.net)

Indonesia memperingati hari raya kemerdekaan yang ke-71 pada hari ini, Rabu (17/8/2016). Bek Persib, Rudolof Yanto Basna punya harapan. 

Biasanya perayaan kemerdekaan diisi dengan upacara dan aneka perlombaan. Rangkaian acara 17-an tersebut kerap kali menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Salah satu pemain tim nasional Indonesia, Rudolof Yanto Basna, mengungkapkan momen yang tak terlupakan saat mengikuti acara 17-an.

Momen tersebut adalah kala pemain asal Papua itu menjadi pemimpin paduan suara dalam upacara bendera. "Waktu kelas empat SD di Sekolah Inpres Dok 8, saya pernah jadi dirigen," kata Yanto.

"Bagi saya kemerdekaan dalam bidang sepak bola adalah bermain tanpa mafia dan pengaturan skor."

Bek Tengah Persib, Rudolof Yanto Basna

Diceritakan Yanto bahwa biasanya yang menjadi dirigen dalam upacara adalah siswi. "Pas angkatan saya, anak cowok yang jadi dirigen. Namun, enggak ada yang berani," kenang bek Persib Bandung tersebut.

Tanpa diperintah, Yanto memutuskan untuk memimpin rekan-rekannya menyanyikan Indonesia Raya.

"Jadi-lah saya menjadi dirigen dari atas bukit, sementara teman-teman berada di bawah. Suasana pun jadi lucu saat itu karena gerakan tangan saya tidak nyambung dengan lagunya," ujar pemain berusia 21 tahun tersebut.

Baca Juga:

Selesai menceritakan kenangannya, Yanto mengungkapkan harapannya dari peringatan kemerdekaan Indonesia khususnya di sepak bola.

"Bagi saya kemerdekaan dalam bidang sepak bola adalah bermain tanpa mafia dan pengaturan skor. Gaji lancar terus dan sepak bola tidak setop seperti beberapa waktu lalu," harapnya.