Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejarah merekam segala peristiwa di dunia, tapi manusia berkewajiban menjaga keutuhannya melalui dokumentasi terperinci, baik melalui tulisan, gambar, maupun video.
Jerman menyadari hal ini. Keagungan sejarah sepak bola Negeri Panzer yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad tentu akan sia-sia dan terlupakan seiring pergantian zaman bila mereka tidak mengelolanya secara baik.
Keberadaan Museum Sepak bola Jerman yang terletak di Dortmund adalah cara terbaik hasil prakarsa Asosiasi Sepak bola Jerman (DFB) untuk menjaga kelestarian sejarah Der Panzer.
Bangunan futuristik ini diresmikan pada Oktober 2015.
JUARA berkesempatan mengunjungi museum tatkala mengikuti kegiatan International Media Event Supercup 2016 yang diselenggarakan oleh Bundesliga.
Sungguh pengalaman yang tak terlupakan bisa merunut perjalanan sejarah sepak bola Jerman dari awal hingga Piala Dunia 2014.
Kebetulan, JUARA datang di saat Jerman tengah memperingati 'perampokan' Wembley 1966 yang menjadi salah satu momen paling ikonik sepanjang sejarah Piala Dunia pada 30 Juli 1966.
Ketika itu, Inggris yang berstatus tuan rumah Piala Dunia bersua Jerman Barat di partai final. Pertandingan berlangsung seru selama 90 menit karena kedua tim saling bergantian mencetak gol.
Skor 2-2 memaksa wasit meneruskan laga ke babak ekstra. Di sinilah 'perampokan' fenomenal itu terjadi.
Inggris membangun serangan pada menit ke-101 melalui kombinasi striker maut Geoff Hurst dan Martin Peters. Hurst menembak bola menggunakan kaki kanan dari kotak penalti.
Sepakan Hurst melewati kiper Jerman, Hans Tilkowski, membentur mistar, memantul ke tanah, lalu ke luar gawang.
Pemain Inggris bersorak tanda gol dan wasit Gottfried Dienst asal Swiss yang sempat ragu dengan gol itu lantas mengesahkan setelah mendapat tanda dari asistennya, Tofik Bahramov.
Padahal, tayangan lambat memperlihatkan bola sama sekali belum melewati garis gawang. Artinya, gol Inggris seharusnya tidak sah.
Pemain Jerman protes, termasuk Sang Kaisar, Franz Beckenbauer yang waktu itu masih berusia 20 tahun. Akan tetapi, wasit tetap keukeuh terhadap keputusannya.
Inggris akhirnya menambah satu gol lagi melalui aksi Hurst memasuki menit ke-120. Piala Dunia pun jatuh ke pelukan tuan rumah yang disaksikan secara langsung oleh Ratu Elizabeth II.
Setengah abad berlalu, Jerman masih kesal dan menolak untuk mengakui gol hantu Inggris. Uniknya, museum menayangkan rekaman gol secara berulang-ulang disertai penjelasan garis gawang sehingga pengunjung bisa melihat betapa jahat 'perampokan' di final Piala Dunia 1966.
"Anda bisa lihat sendiri kan? Dari sudut manapun gol tersebut tidak sah. Kami ingin orang-orang Jerman terus mengenang momen bersejarah seperti ini sampai kapan pun," kata pemandu museum paruh baya bernama Maya.
[video]https://video.kompas.com/e/5084643842001_v1_pjuara[/video]