Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Prestasi Pasangan Malaysia Ini Tak Gemerlap tetapi Tontowi/Liliyana Harus Waspada

By Selasa, 16 Agustus 2016 | 14:08 WIB
Ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon (kanan) dan Goh Liu Ying, ketika mengembalikan bola pemain Thailand Bodin Isara/Savitree Amitrapai pada pertandingan penyisihan Grup C Olimpiade Rio di Stadion Riocentro, Rio de Janeiro, Kamis (11/8/2016). (GOH CHAI HIN/AFP)

Ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, membuat kejutan pada ajang Olimpiade Rio 2016. Pasangan nomor 13 dunia ini lolos ke final setelah mengandaskan ganda campuran China, Xu Chen/Ma Jin, dengan straight game 21-12, 21-19, dalam partai semifinal di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Senin (15/8/2016) waktu setempat atau Selasa pagi WIB.

Ini menjadi sejarah baru bagi pasangan yang pernah "cerai" pada 2014  tersebut sepanjang karier mereka. Chan/Goh, yang pernah menembus ranking ketiga dunia pada tahun 2013, akan menghadapi ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang juga sukses mengandaskan ganda campuran nomor satu dunia asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, dengan 21-16, 21-15.

Prestasi Chan/Goh memang tidak segemerlap Tontowi/Liliyana, yang merupakan unggulan ketiga pada Olimpiade ini. Mereka belum pernah menjadi juara turnamen-turnamen besar sekelas superseries, apalagi superseries premier. Prestasi terbaik Chan/Goh adalah menjadi juara turnamen "kelas dua" seperti Rusia Terbuka 2015 dan yang terakhir Selandia Baru Terbuka Grand Prix Gold pada Maret 2016.

Bandingkan dengan Tontowi/Liliyana, yang sudah kenyang gelar turnamen-turnamen bergengsi, termasuk tiga kali merengkuh trofi kejuaraan paling tua nan bergengsi di muka bumi ini, All England (2012, 2013, 2014). Akan tetapi, Tontowi/Liliyana belum pernah menyabet emas Olimpiade, sehingga inilah saatnya bagi mereka mewujudkan impian tersebut.

Namun, bukan perkara mudah bagi Tontowi/Liliyana untuk menaklukkan Chan/Goh, karena pasangan Malaysia ini pun pasti punya semangat yang sangat membara untuk melanjutkan kejutan. Keberhasilan menghentikan langkah pasangan China di semifinal sudah menjadi bukti, sehingga Tontowi/Liliyana harus waspada.

Baca Juga:

Memang, rekor pertemuan sangat tidak ideal bagi Chan/Goh, karena Tontowi/Liliyana unggul telak 8-1. Bahkan pada Olimpiade Rio ini kedua pasangan tersebut sudah bertemu karena sama-sama tergabung di Grup C. Dalam pertarungan yang berlangsung pada Sabtu (14/8/2016), Tontowi/Liliyana menang straight game 21-15, 21-11.

Meskipun demikian, ada satu celah yang bisa membuat Tontowi/Liliyana pantas diunggulkan, selain soal prestasi dan peringkat dunia. Permainan Goh saat ini sudah tidak sebaik ketika sebelum mengalami cedera lutut, sehingga dia harus menjalani operasi pada tahun 2014.

"Kami harus menganggap bahwa kondisinya normal saja. Jangan sampai kami lengah karena hal itu," ujar Liliyana kepada JUARA, soal kondisi Goh.

Ya, Goh dan Chan sempat menjadi ancaman serius pada tahun 2013. Sayang, pasangan ini terpaksa berpisah lantaran Goh harus naik meja operasi untuk mengatasi masalah pada kedua lutut yang kerab mengganggu permainannya. Setelah rencana operasi pada 2013 sempat tertunda, setahun kemudian, Goh menjalani operasi pada kedua lututnya.

Setelah istirahat selama 11 bulan untuk pemulihan, pebulu  tangkis berusia 27 tahun ini kembali berpasangan dengan Chan pada 2015. Sederat gelar "kelas dua" berhasil mereka sabet pada tahun tersebut, dimulai dari Polandia Terbuka, Meksiko Grand Prix dan Rusia Terbuka.

Selama berpisah dengan Goh, Chan, yang menikahi penyanyi Malaysia bernama Ester MayMay pada September 2010 dan dikarunia seorang anak laki-lagi (Milton Chan), mendapat tandem baru yakni La Pei Jing. Akan tetapi, pasangan yang pernah menduduki ranking 48 dunia ini tidak pernah menorehkan prestasi bagus.