Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lawan mana pun sepertinya akan bergidik melihat kombinasi pemain lini depan Liverpool FC. Akan tetapi, kubu The Reds juga mesti mewaspadai betapa gugupnya lini belakang mereka saat menerima serangan musuh.
Laga perdana Liverpool musim ini di kandang Arsenal, Minggu (14/8/2016), menjadi contoh munculnya dua wajah mereka yang berbeda.
Trio Sadio Mane, Philippe Coutinho, dan Roberto Firmino menjadi ancaman mengerikan bagi Arsenal. Dengan pola serangan dinamis, Mane cs sanggup memecah konsentrasi bek-bek Arsenal dari berbagai sisi.
Baca Juga:
Tampak jelas Manajer Juergen Klopp menikmati kombinasi trisula pemain lincah itu lewat aksi dribel, operan kaki ke kaki, dan tusukan dari sayap.
Statistik mencatat trio Mane-Coutinho-Firmino melesakkan 10 tembakan secara kolektif. Jumlah itu sudah melebihi catatan percobaan seluruh awak Arsenal dalam laga tersebut (9 kali)!
Perolehan 4 gol ke gawang Arsenal bisa disebut kurang karena pasukan Klopp secara total memiliki 16 kesempatan melepas ancaman.
"Sungguh performa yang hebat dari Liverpool. Setiap gol yang mereka ciptakan berkualitas top," ucap pandit Sky Sports yang juga eks pemain Liverpool, Jamie Redknapp.
Hanya, gelandang Reds pada 1991-2002 itu menggarisbawahi celah yang dimiliki mantan timnya di area pertahanan. Liverpool nyaris kehilangan tiga poin di Emirates akibat menderita tiga gol.
"Satu-satunya hal yang merusak penampilan bagus Liverpool adalah kinerja lini belakang. Hal itu telah menjadi masalah lama. Bagaimana tim menghentikan lawan mencetak gol akan menjadi tugas Liverpool," ujar pria berusia 43 tahun itu.
Dejan Lovren cs di area defensif Liverpool memang kerap gugup saat menghadapi serangan kilat Arsenal.
Problem itu belum menyinggung performa buruk Alberto Moreno di sisi kiri yang dinilai bertanggung jawab atas terjadinya penalti buat Arsenal dan gol Theo Walcott.
Terlepas dari ketidakhadiran Mamadou Sakho, Redknapp menyebut kelemahan Liverpool bukan sebatas kealpaan pemain bertahan.
"Liverpool tak punya pemain seperti Nemanja Matic di lini sentral yang bertugas melindungi kuartet bek. Gelandang yang bermain defensif di tengah adalah Jordan Henderson. Dia benar-benar seorang gelandang serang," kata Redknapp.
Masalah inkonsistensi pada kedua sektor itu diyakini bisa menjadi penghalang Liverpool merajai kompetisi.
"Pada akhirnya, apa yang kita saksikan adalah dua kubu yang keropos, dan Arsenal menjadi tim yang lebih rentan daripada Liverpool," ucap sang pandit lagi.