Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tidak Terima dengan Kekalahan AS, Hope Solo Dikecam

By Lariza Oky Adisty - Sabtu, 13 Agustus 2016 | 18:32 WIB
Kiper tim perempuan AS, Hope Solo, menendang bola dalam pertandingan perempat final Olimpiade Rio 2016 melawan Swedia di Estadio Nacional Brasilia, Brasil, Jumat (12/8/2016) waktu setempat. (EVARISTO SA/AFP)

Komentar kiper tim nasional perempuan Amerika Serikat, Hope Solo, tentang kekalahan dari tim nasional Swedia di babak perempat final Olimpiade Rio 2016, Jumat (12/8/2016) waktu setempat, menjadi perhatian.

AS kalah 3-4 lewat babak adu penalti, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 pada 90 menit pertama dan 30 menit babak perpanjangan waktu.

Kekalahan tersebut mengakhiri peluang AS mempertahankan medali emas mereka dari pergelaran empat tahun lalu.

Hope Solo kecewa dengan kekalahan tersebut. Menurut kiper berusia 35 tahun tersebut, timnya bermain lebih baik.

"Saya yakin tim terbaik kalah hari ini. Anda melihat semangat Amerika pada tim kami, buktinya kami memberikan segalanya demi bisa menyamakan kedudukan," kata Solo.

Lebih jauh, dia juga menganggap bahwa Swedia adalah tim yang pengecut.

"Kami bermain melawan sekumpulan pengecut. Swedia tidak bermain terbuka dan tidak mau mengoper bola. Mereka juga enggan membalas dengan bola-bola panjang. Kami bermain seperti itu ketika Pia masih melatih," tutur Solo.

Pia Sundahage, pelatih Swedia, pernah melatih tim nasional perempuan AS dari 2008 hingga 2012.  

Baca Juga:

Solo memperediksi bahwa gaya bermain tersebut tidak akan membantu Swedia lolos ke babak final, terlebih lagi memperoleh medali emas.

"Mereka tidak akan bertahan lama di Olimpiade karena gaya bermain mereka yang penakut. Namun, sekarang kami harus pulang dan Swedia-lah yang maju ke babak semifinal," tutur Solo.

Ucapan Solo tersebut membuahkan kritik. Situs USA Today membandingkan kata-kata Solo tersebut dengan ucapan bintang Portugal, Cristiano Ronaldo, saat bermain melawan Islandia di Piala Eropa 2016.

Di Euro 2016 yang digelar di Prancis, Cristiano Ronaldo mengatakan bahwa Islandia bermain dengan mentalitas negara kecil.

Bahkan, pada artikel yang sama, USA Today menyebut bahwa Solo-lah yang pengecut karena gagal menerima kekalahan tersebut dan malah merendahkan lawannya.

Mantan pemain AS, Danielle Slaton, juga mengutarakan pendapat serupa. "Hope harus belajar menerima kekalahan dengan besar hati," kata Slaton.

Pia Sundhage memilih tidak mengambil hati kata-kata Solo. "Saya tidak peduli. Swedia melaju ke semifinal dan Hope tersisih," ujar Sundhage.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P