Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam wawancara terbaru, menjelang partai bertajuk Trofeo Joan Gamper, yang mentas Rabu (10/8) malam waktu Spanyol, Luis Enrique menyatakan bahwa skuat Barcelona kali ini merupakan yang terbaik. “Terbaik selama tiga musim saya menukangi Barcelona,” begitu kata sang pelatih.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Pertanyaan lanjutan pun menghujani pelatih berjuluk Lucho itu. Wajar, para jurnalis merasa bahwa Barcelona tampak memiliki lubang di mana-mana menyusul kekalahan 0-4 dari Liverpool FC di ajang pramusim beberapa hari sebelumnya.
Meski cuma sebatas uji coba, bobolnya gawang hingga empat kali, ditambah kegagalan mencetak satu pun gol melawan The Reds, dianggap sangat mengkhawatirkan.
Sebabnya, hampir seluruh pemain, kecuali Neymar yang masih bergabung di tim Olimpiade Brasil, dan Samuel Umtiti yang masih menjalani libur, turun merumput.
Lubang menganga tampak jelas di sektor pertahanan, baik di pos bek tengah maupun di kedua wilayah sayap. Begitu pula dengan kreasi di depan yang tidak memunculkan ketajaman mumpuni sebagai tim beranggotakan sepasang penyerang terbaik di planet Bumi.
“Kami mempunyai banyak pemain yang bisa berperan di beberapa posisi. Di atas kertas, skuat kali ini paling lengkap. Jika berhasil menemukan pemain baru, kami akan mengambilnya. Tetapi, jika tidak pun kami akan terus bergerak ke depan dengan tim ini,” ucap Lucho.
Mencermati ucapan Enrique, pelatih peraih tujuh trofi bersama Blaugrana ini tampak belum beranjak dari “filosofi” lawas Barca yang gemar mengoptimalkan pemain di luar posisi aslinya.
Saat menjuarai 14 ajang dalam kurun empat musim, Pep Guardiola memang menerapkan sistem ini apabila ada pemain yang terlilit cedera.
Mematok Yaya Toure, kemudian Sergio Busquets, hingga Javier Mascherano, di pos bek tengah merupakan salah satu warisan Pep di Camp Nou.
Enrique melanjutkannya dengan menggeser Sergi Roberto ke bek kanan, Adriano ke bek kiri hingga gelandang bertahan, dan Jeremy Mathieu dari bek kiri ke tengah.
Umtiti-Digne
Mengaplikasikan perubahan-perubahan ini secara mendesak, amat mungkin, dan layak dilakoni apabila musim sudah berjalan.
Tak pernah ada prediksi atas cedera pemain ataupun sanksi akumulasi kartu yang menyebabkan pemain absen.
Namun, jika pergeseran muncul sejak di pramusim, berarti ada yang keliru dengan pendekatan Enrique.
Kepergian Dani Alves ke Juventus seharusnya menjadikan Aleix Vidal, pelapisnya sejak musim 2015-2016, sebagai pilihan otomatis di pos bek kanan.
Namun, Enrique justru memasang Sergi Roberto pada saat Liverpool dengan mudah menusuk dari wilayah tersebut.
Di bek tengah, Mathieu pun masih saja diberi kesempatan meski menunjukkan rapor kurang apik sepanjang musim kemarin.
Musim anyar tinggal berjarak empat hari, di mana Barca harus berhadapan dengan Sevilla dalam leg I Piala Super Spanyol. Ketika momen itu tiba, Enrique sudah harus menentukan pilihan di posisi-posisi inti.
Dimulai menunjuk kiper utama, yang masih menjadi rebutan antara Marc-Andre Ter Stegen dan Claudio Bravo, bek tengah yang harus mulai mencari pengganti Mascherano (Umtiti), serta bek kanan yang mungkin bisa diberikan kepada Lucas Digne.
Bukankah mereka dibeli untuk dimainkan dan tak hanya untuk sebatas menjadi pelapis?