Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gagal Melobi, Djanur di Dapur Lagi

By Jumat, 12 Agustus 2016 | 21:10 WIB
Pelatih Emral Abus (dua dari kanan) saat menjadi pelatih Persib di Piala AFC 2015. (BUDI KRESNADI/JUARA.NET)

Manajemen Persib sudah menempuh berbagai cara agar PT Gelora Trisula Semesta (GTS) meloloskan Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih kepala Persib. Tapi, mereka gagal. 

Penulis: Budi Kresnadi/Persiana Galih/Fifi Nofita

Djanur, sapaan akrab Djadjang, yang baru melakoni lima pertandingan, tetap harus turun dari jabatannya.

Padahal, Umuh Muchtar, Manajer Persib, sudah meminta pengecualian dari PT GTS agar mengerti kondisi Persib saat ini.

Misalnya, Umuh meminta PT GTS memberikan izin untuk status pelatih kepala Djanur selama pria asal Majalengka ini mengikuti kursus kepelatihan lisensi A AFC.

"Djadjang memang baru punya lisensi B AFC, tapi prestasinya jelas, yaitu membawa Persib juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015," ujarnya.

Namun, PT GTS tetap pada regulasinya. Mereka tak memberikan pengecualian bagi tim mana pun yang melanggar aturan main Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016.

Oleh sebab itu, saat ini Komisaris Utama PT Persib Bandung Bermartabat, Zaenuri Hasyim, berencana memanggil dosen Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Padang, Emral Abus, sebagai salah satu kandidat pengganti Djanur.

"Seperti pada Piala AFC yang lalu," kata Zaenuri. Di AFC Cup 2015, Emral mendampingi Djanur, yang menjadi asisten pelatih.

Kala itu, meski tak lagi menjabat sebagai pelatih kepala, Djanur tetap diberi wewenang untuk menangani dapur latihan Persib. Bahkan, setiap keputusan Emral di pertandingan harus seizin Djanur.

Sementara itu, Emral mengaku siap dan tak mempermasalahkan jika perannya dalam tim Persib tak lebih dari penasihat teknis.

"Saya pernah menjadi bagian dari Persib. Jadi, siap kapan saja jika diminta untuk bergabung," kata dia.

Pakansari atau Berhenti

Di sisi lain, Maung Bandung untuk sementara tak bisa menggunakan markas mereka, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), atau Stadion Si Jalak Harupat sejak Agustus hingga awal Oktober 2016.

Kedua stadion itu tengah disiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat.

Sesuai jadwal putaran pertama TSC A 2016, Persib menyisakan dua laga kandang melawan Barito Putera dan Arema Cronus pada 13 dan 27 Agustus.

Berikutnya putaran kedua, pada 3 September serta 1 Oktober melawan Pusamania Borneo FC dan Persiba Balikpapan.

Panitia penyelenggara pertandingan Persib telah mencari alternatif stadion, terutama untuk melakoni pertandingan kontra Barito Putera, Sabtu (13/8/2016).

General Coordinator Panitia Pelaksana Persib, Budi Bram Rachman, tengah berusaha untuk menggunakan Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Kami fokus berupaya mendapat izin di Pakansari. Kami tidak mau berandai-andai mencari tempat lain," kata Bram kepada BOLA.

Bukan hal mudah mendapatkan izin berlaga di stadion berkapasitas 30 ribu penonton ini. Soalnya, Pakansari juga akan dipersiapkan untuk PON cabang sepak bola, altletik, dan marching band.

Selain Pakansari, kabarnya manajemen tengah mengincar pengelola Stadion Singaperbangsa, Karawang, atau Stadion Galuh, Ciamis, sebagai alternatif.

Selagi mendorong perizinan Stadion Pakansari, Maung Bandung pun berencana menyurati PT GTS agar menunda jadwal laga kandang Persib.

"Karena kaitannya dengan PON. Ini kepentingan nasional juga," kata Zainuri.

Sementara itu, pentolan Viking Persib Club (VPC), kelompok suporter Persib, Yana Umar, justru meminta manajemen agar tak mengalah pada keadaan.

"PT GTS harus mengerti. Kalau PT GTS tidak bisa mengubah jadwal Persib, lebih baik tim meninggalkan turnamen ini saja untuk kepentingan hajatan nasional," kata Yana.

[video]https://video.kompas.com/e/5080669236001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P