Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016 menjadi panggung Irsyad Maulana unjuk gigi. Penampilan apiknya bersama Semen Padang membuat gelandang sayap berusia 22 tahun itu masuk dalam 47 pemain yang diseleksi untuk timnas Indonesia.
Penulis: Yos Rizal dan Ferry Tri Adi Sasono
Pemanggilan kali ini merupakan yang kedua setelah pada 2014 Alfred Riedl memasukkan Irsyad di daftar pemusatan latihan timnas senior untuk Kualifikasi Piala Asia 2015.
Pelatih asal Austria tersebut kepincut performa bagus sang pemain saat berbaju Arema.
Sebelumnya, Irsyad sempat dipanggil Rahmad Darmawan untuk seleksi Indonesia U-23 yang berlaga di SEA Games 2013 lalu. Namun, ia belum lolos untuk membela Merah-Putih.
Pemain kelahiran Payakumbuh, Sumatra Barat, itu kini semakin matang. Sedikit-banyak hal ini merupakan buah dari kerja kerasnya melakoni petualangan panjang di sepak bola.
Irsyad memulai perjalanan sepak bolanya dari Singa Harau, sebuah desa yang kemudian menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten 50 Kota. Di SSB Singa Harau itu pula ia dijuluki Si Bengal.
Pemuda kelahiran 27 September 1993 itu menempuh jarak sekitar 60 kilometer (pulang-pergi) setiap latihan di SSB yang berada di Kota Payakumbuh tersebut.
Pasalnya, ia tinggal di Batusangkar.
Ayahnya menjadi saksi kunci bagaimana perkembangan karier bal-balan sang anak. Bakat Irsyad didukung keinginan sang ayah menjadikannya pesepak bola top.