Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Irsyad Maulana, Kesuksesan Berkat Disiplin ala Sang Ayah

By Jumat, 12 Agustus 2016 | 17:44 WIB
Winger Irsyad Maulana merayakan gol Semen Padang ke gawang Persela Lamongan di Stadion H Agus Salim pada 28 Mei 2016. (Dok. PT GTS)

Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016 menjadi panggung Irsyad Maulana unjuk gigi. Penampilan apiknya bersama Semen Padang membuat gelandang sayap berusia 22 tahun itu masuk dalam 47 pemain yang diseleksi untuk timnas Indonesia.

Penulis: Yos Rizal dan Ferry Tri Adi Sasono

Pemanggilan kali ini merupakan yang kedua setelah pada 2014 Alfred Riedl memasukkan Irsyad di daftar pemusatan latihan timnas senior untuk Kualifikasi Piala Asia 2015.

Pelatih asal Austria tersebut kepincut performa bagus sang pemain saat berbaju Arema.

Sebelumnya, Irsyad sempat dipanggil Rahmad Darmawan untuk seleksi Indonesia U-23 yang berlaga di SEA Games 2013 lalu. Namun, ia belum lolos untuk membela Merah-Putih.

Pemain kelahiran Payakumbuh, Sumatra Barat, itu kini semakin matang. Sedikit-banyak hal ini merupakan buah dari kerja kerasnya melakoni petualangan panjang di sepak bola.

Irsyad memulai perjalanan sepak bolanya dari Singa Harau, sebuah desa yang kemudian menjadi nama salah satu kecamatan di Kabupaten 50 Kota. Di SSB Singa Harau itu pula ia dijuluki Si Bengal.

Pemuda kelahiran 27 September 1993 itu menempuh jarak sekitar 60 kilometer (pulang-pergi) setiap latihan di SSB yang berada di Kota Payakumbuh tersebut.

Pasalnya, ia tinggal di Batusangkar.

Ayahnya menjadi saksi kunci bagaimana perkembangan karier bal-balan sang anak. Bakat Irsyad didukung keinginan sang ayah menjadikannya pesepak bola top.

Karena itu, setiap berlatih, ayah Irsyad selalu mengantar dan menemani.


Gelandang Semen Padang, Irsyad Maulana.(YOS RIZAL/BOLA/JUARA.NET)

Kelebihan lain Irsyad kecil ialah disiplin berkat didikan sang ayah yang tentara.

Ketekunan itu pula yang mengantarkan eks Arema tersebut ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Padang selepas SMP.

Tiga tahun di PPLP Padang, bakatnya mulai tercium. Manajemen Kabau Sirah merekrut Irsyad untuk bermain di Semen Padang junior pada 2009. Pada usia 18 tahun, ia sanggup menembus tim senior.

Bersinar di Semen Padang, Irsyad mencuri perhatian Rahmad Darmawan (RD). Usai tampil di Piala Suratin dan PON Riau, RD membawanya ke Pelita Jaya, meski usianya baru 21 tahun.

Bersama RD pula ia diboyong ke Arema, sebelum kembali ke Kabau Sirah.

Baca Juga:

Bermain di Semen Padang merupakan satu cita-cita besar Irsyad sejak kecil. Proyek mengembalikan produk lokal yang digaungkan manajemen Kabau Sirah akhirnya membuat impian sang gelandang terwujud.

Pelatih Semen Padang saat ini, Nil Maizar, tak kuasa melempar pujian untuk bintang masa depan Padang dan Indonesia itu.

“Irsyad adalah salah satu pemain muda berbakat yang dimiliki Indonesia. Kualitasnya sangat menjanjikan,” kata Nilmaizar.

"Visi bermainnya luar biasa, dari perpaduan bakat, kemampuan, dan kemauan yang kuat dari dirinya untuk selalu bekerja keras menjadi yang terbaik. Saat ini ia punya kemampuan di atas rata-rata pemain lokal. Jika dia tetap berpegang teguh untuk selalu bekerja keras, dia bakal menjadi pemain besar," ucapnya.

Kontribusi Irsyad untuk Semen Padang baru sebatas empat gol dan tiga assist.

Namun, melihat karakternya, ia punya potensi memberi sumbangsih yang lebih besar, apalagi kalau menyangkut timnas, impiannya sejak dulu.

[video]https://video.kompas.com/e/5079087413001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P