Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemenangan bersejarah
Pertandingan final Olimpiade Beijing 2008 merupakan laga ideal yang mempertemukan unggulan kesatu, Kido/Hendra, dan unggulan kedua, Cai/Fu. Rekam jejak kedua pasangan juga terekam imbang, 3-3.
"Final melawan Cai/Fu merupakan laga yang menguji kesiapan mental. Kami punya tekanan sebagai pemain nomor satu dunia dan bermain di kandang lawan, sedangkan Cai/Fu bebannya karena bermain di hadapan publik sendiri," kata Kido.
Cai/Fu unggul lebih dulu setelah memenangi gim pertama. Diakui Kido, saat hal ini terjadi beban mereka naik satu level.
Namun ketegangan juga terjadi pada Cai/Fu. Saking tegangnya, Cai/Fu justru bermain gugup pada gim kedua.
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan keduanya. Sebaliknya, Kido/Hendra mulai menemukan irama permainan.
Baca Juga:
Mereka pun memenangi gim kedua dan memaksa terjadinya rubber game.
Pada gim penentuan, Kido/Hendra betul-betul menunjukkan kelas mereka sebagai pemain terbaik dunia saat itu. Berkali-kali serangan yang mereka lancarkan berhasil membuahkan poin.
Kido/Hendra sebetulnya bisa lebih cepat menyelesaikan pertandingan saat mereka meraih match point dalam kedudukan 20-12.
Akan tetapi, Cai/Fu yang belum mau menyerah berhasil menahan Kido/Hendra. Mereka bahkan sanggup menambah empat poin sebelum akhirnya tumbang pada perebutan poin ke-37.
"Momen kemenangan Olimpiade Beijing 2008 menjadi pencapaian terbesar dalam karier bulu tangkis saya. Apalagi saat itu sehari sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia, jadi rasanya sangat bangga," kata Hendra.
Tahun ini, Hendra akan kembali tampil pada Olimpiade. Dia berpasangan dengan Mohammad Ahsan pada Olimpiade Rio 2016.
Ahsan/Hendra dijadwalkan memulai perjuangan dengan menjalani laga penyisihan grup D. Mereka akan menjumpai pasangan India, Manu Attri/B Sumeeth Reddy.