Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester City berkutat dengan kerapuhan lini belakang pada beberapa musim terakhir. Kehadiran John Stones (22) dipersiapkan sebagai solusi guna mengakhiri pencarian The Citizens terhadap partner sepadan bagi kapten Vincent Kompany (30).
Manajemen Manchester City kesulitan mencari pendamping Kompany di jantung pertahanan.
Dalam 4 tahun terakhir, klub mengucurkan investasi sekitar 90 juta poundsterling atau setara 1,5 triliun untuk mengisi lubang tersebut.
Jumlah itu merupakan transfer gabungan dari perekrutan Matija Nastasic, Martin Demichelis, Eliaquim Mangala, dan Nicolas Otamendi.
Hasilnya lebih banyak diwarnai kekecewaan. Nastasic dan Demichelis sudah angkat kaki dari skuat Citizens, sedangkan Mangala masuk daftar jual musim panas ini.
Tinggal Otamendi yang masih dinantikan kualitasnya.
Baca Juga:
Statistik musim lalu mencerminkan belum ada perbaikan berarti dengan kombinasi Mangala-Otamendi, apalagi Kompany rawan cedera. City pun menderita 64 gol dalam 58 laga di berbagai ajang.
Oleh sejumlah pakar Liga Inggris, Stones diyakini sebagai kepingan hilang yang bisa memperkuat tembok Citizens di bawah asuhan Josep 'Pep' Guardiola.
"Bermain di bawah Pep adalah pelajaran fantastis bagi Stones. Dia punya talenta yang sangat baik. Bersama Pep, Stones bisa berkembang menjadi bek tengah yang sempurna," kata pandit Jamie Redknapp di Sky Sports.
Alasan penting yang mendasari keyakinan Redknapp ialah karakter Stones sesuai bayangan mekanisme Pep.
Eks jagoan Everton itu adalah tipe bek modern. Selain bertugas melindungi kiper, Stones bisa diandalkan sebagai inisiator serangan dari lini belakang.
Ia piawai mengontrol dan mengalirkan bola. Musim lalu, Stones mencatat akurasi operan sebesar 89 persen, paling tinggi dibandingkan seluruh bek tengah Man City.
Pass accuracy in the Premier League last season:
— Squawka Football (@Squawka) August 9, 2016
J.Stones (89%)
E.Mangala (87%)
M.Demichelis (86%)
N.Otamendi (84%)
V.Kompany (84%)
Sekilas, Pep sepertinya melihat Stones sebagai jelmaan mantan anak didiknya di Barcelona, Gerard Pique.
Seperti kata Redknapp, Guardiola bakal memberinya pelajaran dengan mentransfer ilmu untuk menciptakan Pique versi Inggris dalam diri Stones.
Di bawah polesan Pep, Pique menjelma sebagai salah satu bek terbaik di dunia.
Tak sekadar tangguh dalam bertahan, suami penyanyi Shakira itu rutin membangun serangan, hingga menciptakan peluang dan menjadi sumber gol tak terduga.
Sejak direkrut Barcelona dari Manchester United pada 2008, Pique tak pernah absen menyumbangkan gol tiap musim.
Menurut filosofi Pep, sistem bertahan dan menyerang memang dilakukan sebagai unit tak terpisahkan. Karena itu, semua komponen dalam tim bergerak sinkron saat melakoni tugas ofensif dan defensif.
Sekilas, taktik itu berisiko ketika bek seperti Pique berada dalam garis pertahanan tinggi atau rutin menginisiasi serangan.
Akan tetapi, fakta menunjukkan Pep justru selalu mampu menyulap klubnya sebagai tim pemilik pertahanan terbaik di liga setiap musim.
Rapor itu dia tunjukkan bersama FC Barcelona dan Bayern Muenchen.
"John Stones adalah pemain yang sempurna untuk bermain di bawah asuhan Pep Guardiola."
Thierry Henry, legenda Arsenal dan pandit Sky Sports.
Semakin cocok bagi Stones karena dia dianggap memiliki bibit bek modern seperti Pique.
"Normalnya, seorang bek tengah itu kuat di udara dan agresif. Namun, kami perlu memiliki skema membangun serangan untuk menciptakan operan ke lini tengah. Saya suka cara bermain John. Kami ingin membantu dia untuk menunjukkan kualitas sebenarnya bersama klub ini," kata Guardiola.
Mengacu pada komentar Pep, maka tak aneh Man City mewujudkan transfer John Stones sebagai bek termahal di dunia dengan mahar 48,03 juta pounds.
Rekor Pertahanan Klub Asuhan Josep Guardiola