Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hendra Setiawan dan Target Genapkan Emas Olimpiade demi Anak Kembarnya

By Delia Mustikasari - Rabu, 10 Agustus 2016 | 20:15 WIB
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kanan) berpose dengan istrinya, Sandiana Arief, dan putra-putri kembarnya, Richard, dan Richelle, di kediaman mereka, Kamis (14/1/2016). (BADMINTON INDONESIA)

Sosok pebulu tangkis ganda putra nasional, Hendra Setiawan, paling pas digambarkan dengan filosofi Ilmu Padi, semakin berisi, semakin merunduk. Artinya, semakin tinggi prestasinya, semakin rendah hatinya. 

Meskipun Hendra sudah pernah menjuarai semua titel, namun dia tetap bersahaja.

Seluruh gelar juara perorangan sudah pernah diraih Hendra. Bersama Markis Kido, Hendra meraih medali emas pada Olimpiade Beijing 2008, Juara Dunia 2007, dan medali emas pada Asian Games Guangzhou 2010.

Ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan seusai Olimpiade London 2012, Hendra kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pemain kelas dunia.

Ahsan/Hendra berhasil menjuarai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, China. Dua tahun kemudian mereka kembali menjadi kampiun pada 2015.

Dengan sederet gelar yang dimilikinya, Hendra tak pernah sekalipun dicap sombong, baik oleh rekan-rekan sepelatnas, juniornya, pelatih, atau siapa pun.

Dia bahkan dijadikan panutan bagi para juniornya. Hendra tetaplah sosok yang sama seperti dulu, Hendra yang pendiam. Berbeda dengan pasangan mainnya, Mohammad Ahsan, yang memang lebih ekspresif di lapangan.

"Dari dulu saya memang begini orangnya, bukan yang ekspresif, kalau diubah juga nggak bisa. Di luar lapangan, saya juga kayak gini, padahal di keluarga saya orangnya ekspresif semua. Mungkin saya jadinya mengimbangi, ha-ha-ha," kata Hendra.

Bertahun-tahun menggeluti bulu tangkis, pemain kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, 25 Agustus 1984 ini mengaku sempat mengalami masa-masa jenuh.


Pemain ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, berpose dalam pemotretam di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jumat (26/2/2016).(RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS.COM)

Padatnya pertandingan dan kerasnya sesi latihan memang membuat atlet tak dapat terhindar dari kejenuhan.

"Sebetulnya tidak ada rahasia bisa bertahan sekian lama di bulu tangkis. Mungkin dari latihannya saja yang dijaga, jangan sampai menurun," ucap Hendra.

"Misalnya, sesudah Olimpiade Beijing 2008, target saya kan emas. Setelah dapat emas, latihannya jangan menurun, supaya performanya tetap di atas," kata pemain dari klub Jaya Raya Jakarta ini.

Hendra mengaku sempat merasa jenuh setelah berlaga pada Olimpiade Beijing 2008, namun dia memiliki cara untuk mengatasinya.

"Biasanya kalau bosan sih saya nonton film ke bioskop. Sesudahnya, saya merasa fresh lagi," katanya.

Kini, Hendra bersama Ahsan tengah berkonsentrasi menghadapi pertandingan di Olimpiade Rio 2016.

Demi mencapai target, Hendra yang sudah berkeluarga rela untuk meninggalkan keluarganya dan menginap di pelatnas bulu tangkis Cipayung agar lebih konsentrasi jelang Olimpiade.

Tak tanggung-tanggung, Hendra bahkan menginap hingga empat hari dalam seminggu di pelatnas. Biasanya pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Jumat, Hendra memilih untuk menginap di asrama.

Harapan besar untuk medali emas ada di pundak Hendra dan Ahsan. Hendra yang sudah pernah meraih emas, ingin menggenapkan dua emasnya untuk ia persembahkan kepada putra dan putri kembarnya, Richard dan Richelle.

"Inginnya dapat satu medali emas Olimpiade lagi. Satu emas buat anak laki-laki, satu emas lagi untuk anak perempuan, ha-ha-ha, Amien," kata Hendra.

"Anak-anak saya adalah penyemangat terbesar, selain Sansan (Sandiani Arief, sang istri) dan orang tua saya. Setelah memiliki anak, saya lebih termotivasi. Sansan juga sering menyemangati kalau mau tanding, pengetahuan bulu tangkisnya sudah lumayan, kalau dulu sih nggak tahu sama sekali ha-ha- ha," kata Hendra bergurau.


Pemain ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kiri) dan Hendra Setiawan berpose pada konferensi pers usai pertandingan babak kedua BCA Indonesia Open Superseries Premiere 2016, yang berlangsug di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2016).(LARIZA OKY ADISTY/JUARA.NET)

Meskipun sudah berusia 31 tahun, Hendra belum berencana untuk gantung raket.

"Saya masih memiliki keinginan untuk bermain. Saya mau lihat hasil Olimpiade di Rio, dari situ saya bisa tahu hati saya bagaimana. Main bulu tangkis untuk cari prestasi atau bagaimana?" tutur Hendra.

Ahsan/Hendra akan mengawali perjuangan mereka di Olimpiade Rio pada Kamis (11/8/2016) dengan menghadapi Manu Attri/Reddy B Sumeeth (India) mulai pukul 19.00 WIB.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P