Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan pebulu tangkis ganda putra nasional, Rexy Mainaky, merupakan salah satu pahlawan Indonesia pada Olimpiade Atlanta 1996.
Rexy yang berpasangan dengan Ricky Soebagja sukses menyumbangkan kepingan medali emas bagi Merah Putih.
Pada Olimpiade Barcelona 1992, sebenarnya Ricky/Rexy juga turut serta. Namun, langkah mereka terhenti pada babak perempat final.
"Saat itu, kami belum berpengalaman. Baru pada akhir 1993, kami menjadi ganda putra nomor satu Indonesia sehingga menjadi pilihan utama pada Olimpiade 1996," kata Rexy dalam perbincangan dengan JUARA di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta beberapa waktu lalu.
Perjalanan Ricky/Rexy menuju Olimpiade 1996 terhitung mulus. Mereka merupakan ganda utama Indonesia karena hampir memenangi semua turnamen sebelum Olimpiade.
"Saat itu, saya tidak merasa terbebani karena sudah menyadari kami disiapkan untuk apa," ujar Rexy.
Perjalanan Ricky/Rexy di Atlanta bermula dengan mendapat bye pada babak 32 besar.
Pada babak 16 besar, mereka mengalahkan Sogaard Michael/Svarrer Henrik (Denmark) dengan 15-10, 15-7.
Ricky/Rexy melanjutkan penampilan mereka setelah sukses menaklukkan Huang Zhanzhong/Jiang Xin (China) dengan 15-7 15-7 pada babak perempat final.
"Kekalahan Rudy Gunawan/Bambang Suprianto pada babak perempat final dari Soo/Tan memudahkan jalan kami. Jika Gunawan/Bambang menang, mereka menjadi lawan kami di semifinal. Kalaupun bisa menang, kami pasti melaluinya dengan rubber game," tutur Rexy.
"Ketegangan mulai kami rasakan saat bermain pada babak delapan besar karena kami tidak ingin mengulangi kegagalan pada Olimpiade 1992," ucap Rexy.
Namun, Ricky/Rexy berhasil mengatasi ketegangan mereka sehingga berhasil menaklukkan pasangan Soo Beng Kiang/Tan Kim Her (Malaysia), dengan 15-3, 15-5 pada babak semifinal dan berhak atas tiket final.
Tiba di final, bayangan kegagalan kembali hadir di benak Rexy. Namun, keyakinan yang diberikan sang pelatih, Christian Hadinata, kembali menaikkan rasa percaya dirinya
"Awalnya, kami sempat khawatir gagal lagi. Tetapi, saat kami sudah sampai di final saya berpikir, Olimpiade terjadi empat tahun sekali. Jadi, saya tidak mau gagal dan saya punya keyakinan untuk menang," ujar Rexy.
"Seorang Christian memiliki kepercayaan dan keyakinan kepada kami. Dia hanya memberikan motivasi kepada atletnya tidak membenahi kami secara teknis," ucap Rexy.
Rexy yang mengidolakan Christian tidak ingin menyiakan kepercayaan yang diberikan.
Meskipun dalam kodisi tegang, Ricky/Rexy berhasil mengalahkan rival beratnya, Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit (Malaysia) dengan rubber game, 5-15, 15-13, 15-12 untuk memastikan medali emas Olimpiade 1996.
Setelah menang, Ricky/Rexy dan Christian saling berangkulan meluapkan kegembiraan. Momen tersebut terekam oleh lensa para juru foto seluruh dunia.
"Rasanya lepas semua beban. Beban yang ada di bahu kami sudah terangkat," ujar Rexy.
"Saya beruntung dilatih oleh idola saya, Christian, sehingga hal ini memotivasi saya untuk memberikan yang terbaik. Rasanya malu sudah dilatih idola, tetapi hasilnya tidak memuaskan," kata Rexy.
Pria kelahiran Ternate ini juga tidak mau terlalu terlena dengan kemenangan yang diraihnya. Saat itu, Rexy mulai memikirkan regenerasi ganda putra Indonesia pada Olimpiade berikutnya.
"Saya berpikir siapa junior kami yang akan tampil pada Olimpiade berikutnya karena usia saya sudah 28 tahun," tutur Rexy.
Rexy menyadari pada Olimpiade 2000 sudah bukan masanya lagi. Oleh karena itu, dia memutuskan pensiun sebagai pemain dan memilih jalan sebagai pelatih di berbagai negara, termasuk Inggris dan Malaysia.
Rexy baru kembali ke Tanah Air pada masa kepengurusan PBSI 2012-2016 yang dipimpin Ketua Umum Gita Wirjawan. Dia dipercaya sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI.
Di akhir masa jabatannya sebagai pengurus PBSI, Rexy berharap medali emas bisa kembali direbut tim bulu tangkis Indonesia pada Olimpiade Rio 2016.
Cabang olahraga bulu tangkis mulai dipertandingkan pada 11-20 Agustus di Stadion Riocentro-Pavilion 4, Rio de Janeiro.