Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika kembali dipercaya untuk memimpin Real Madrid pada awal musim 2009/10, janji Florentino Perez adalah untuk menyusun skuat Los Blancos dengan tiga elemen berbeda: pemain timnas Spanyol, bintang dunia, dan jebolan akademi Real Madrid yang dikenal dengan sebutan La Fabrica.
Penulis : Sapto Haryo Rajasa
Sang Presiden memang menepati janjinya tersebut. Sederet pemain La Furia Roja dihadirkan dalam wujud Xabi Alonso, Raul Albiol, dan Alvaro Arbeloa, yang kemudian disusul Isco. Rupa-rupa bintang pun merapat semisal Kaka, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Angel Di Maria, Gareth Bale, hingga James Rodriguez.
Promosi dari tim Castilla diwakili oleh Alvaro Negredo, Jose Callejon, Nacho Fernandez, Alvaro Morata, hingga Jese Rodriguez. Bahkan mereka yang sempat dikirim ke luar, macam Dani Carvajal atau Casemiro, ditarik kembali guna merumput di Santiago Bernabeu.
Kehadiran Morata di awal musim 2016-2017 dilandasi pengaktifan ospi buy-back yang disertakan pada saat Madrid melepasnya ke Juventus dua musim silam. Sebagai pelatih, Zinedine Zidane tentu ogah melihat salah satu aset terbaiknya justru menjadi otak sukses Juve yang menyingkirkan Madrid di semifinal LC 2014-2015.
Morata hampir dipastikan bakal memimpin barisan penggedor Madrid. Terutama saat Cristiano Ronaldo absen akibat cedera dan ketika kondisi Benzema terus mengalami pasang-surut. Selain mematok Morata, Zizou juga tampak akan memberi jam terbang lebih buat Lucas Vazquez.
Penyerang sayap yang juga lu lusan La Fabrica ini terbukti punya kualitas apik serta mentalitas tinggi saat mengarungi musim 2015-2016. Kredit ekstra juga layak diselipkan pada curriculum vitae Vasquez menyusul kiprahnya bersama La Roja dalam beberapa laga terakhir timnas di bawah Vicete del Bosque.
Termahal
Bersama Nacho, Carvajal, Kiko Casilla, Morata dan Vasquez menjadi cerminan perihal pemakaian Pavones, sebutan untuk para pemain binaan akademi, yang diserukan Perez di awal termin keduanya. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan Madrid harus kehilangan Jese.
Bomber yang disebutsebut sebagai cantera terbaik La Fabrica itu baru saja menyetujui pinangan Paris St Germain, yang ditaksir bernilai 25 juta euro. Memang, belum ada rilis resmi dari kubu Si Putih, meski Marca, media lokal yang pro pada Madrid, telah menyatakan adanya finalisasi transaksi.
Baca Juga:
Paling tidak, media di Spanyol maupun Prancis telah membenarkan tawaran 25 juta euro yang disodorkan PSG. Nominal ini secara otomatis menjadikan Jese sebagai cantera termahal sepanjang sejarah La Fabrica. Jumlahnya me- lulewati banderol 22 juta euro yang dikeluarkan Juve untuk Morata.
Jika melihat catatan 18 gol dari total 94 penampilan bersama tim senior Madrid, boleh jadi harga Jese terlalu mahal. Namun, mengingat harga pemain belakangan ini yang semakin menjulang tinggi, serta usia Jese yang baru 23 tahun, PSG terbilang beruntung bisa mendapatkan penyerang yang menjuarai EURO U-17 dan U-19 bersama La Rojita itu.
Meski Zizou memilih Morata, Vasquez, dan bahkan Marco Asensio, Madrid tetap merasa hilangnya Jese sebagai kesalahan yang tak bisa dihindari. Karena itu, Madrid menyertakan klausul tambahan pada kontrak Jese. Selain punya opsi menyamai tawaran klub Ligue 1 mana pun, PSG juga tak boleh menjual Jese ke Barcelona.