Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lubang-lubang Liverpool Terlihat Jelas di Pramusim

By Kamis, 4 Agustus 2016 | 13:51 WIB
Manajer Liverpool FC, Juergen Klopp, dalam pertandingan pramusim International Champions Cup menghadapi AC Milan di Stadion Levi's, Santa Clara, Amerika Serikat, pada 30 Juli 2016. (LACHLAN CUNNINGHAM/GETTY IMAGES)

Empat laga pertama di masa pramusim berlalu nyaris tanpa cacat. Maklum, Liverpool tak hanya sukses memenangi seluruh partai yang berlangsung di dataran Inggris tersebut, tapi juga mencatat empat clean sheet.

Setelah membuka kemenangan 1-0 atas Tranmere Rovers, anak-anak asuh Juergen Klopp ini secara beruntun membekap Fleetwood Town (5-0), Wigan Athletic (2-0), dan Huddersfi eld Town (2-0).

Pada 27 Juli, Liverpool kemudian terbang ke Amerika Serikat guna melanjutkan tur pramusim sambil mengikuti International Champions Cup.

Sesuai titelnya, lawan yang dihadapi di ICC jauh lebih kuat ketimbang kuartet sebelumnya.

Well, di sinilah kekuatan asli Reds mulai terlihat. Ketika bertemu lawan dengan level lebih tinggi, atau setidaknya seimbang, lubang-lubang di berbagai sektor mulai tampak jelas.

Terutama dalam hal transisi dari menyerang ke bertahan, dan antisipasi bola mati.

Karena itu, tak mengherankan apabila tiga partai di Negeri Paman Sam, berlalu dengan raihan satu kemenangan saja, dan sepasang kekalahan.

Kemenangan 2-0 diraih atas AC Milan, sedangkan dua hasil negatif, diderita saat takluk dari Chelsea (0-1), dan AS Roma (1-2).

500 Tahun

“Jarak antarpemain begitu lebar. Bahkan saya bisa bermain di situ. Saya sangat membenci tipe permainan seperti ini. Setiap serangan Roma menjadi peluang gol. Ini tak masuk akal, dan sama sekali tak bisa diterima,” kata Klopp di Liverpool Echo, seusai kekalahan dari Il Lupi, Senin (1/8/2016) di St Louis.

Gol pembuka Roma, yang diukir Edin Dzeko, lahir melalui skema serangan balik.

Baca Juga:

Begitu pula dengan gol Mohamed Salah, yang dicetak memanfaatkan counter attack sekaligus bola menyilang di atas kotak penalti.

Sementara itu, Gary Cahill di laga kontra Chelsea, memanfaatkan sepak pojok guna mencetak gol tunggal The Blues. Dua kekalahan ini seolah mengeksploitasi kedua titik terlemah Liverpool.

“Para pemain mungkin lelah, tapi saya berharap permainan seperti ini menjadi yang terakhir dalam 500 tahun,” lanjut Klopp.

[video]https://video.kompas.com/e/5066043399001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P