Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis spesialis ganda campuran, Tontowi Ahmad, kini lebih rileks menghadapi Olimpiade Rio 2016 yang hanya tinggal hitungan hari. Tontowi mengakui karantina di Kudus, Jawa Tengah, menjadi penyebab.
"Persiapan tahun ini bagus, apalagi dengan adanya karantina di Kudus, sangat membantu menyegarkan pikiran," kata Tontowi yang dilansir badmintonindonesia.org, Rabu (3/8/2016).
Selama menjalani karantina di lapangan PB Djarum, Tontowi kerap berbagi cerita dengan pemain ganda putra, Mohammad Ahsan. Mereka memang sudah dekat sejak masih sama-sama menjadi penghuni klub PB Djarum.
Kini, saat keduanya menjadi tumpuan utama Indonesia untuk memulai kembali tradisi medali emas pada Olimpiade, relasi Tontowi dan Ahsan kian intens.
"Saya dan Ahsan memang dekat dari waktu di klub dulu. Kami sering sharing bareng seperti yang pernah Ahsan posting di Instagram. Waktu itu pas ikut Australia Terbuka 2016, kami kalah pada babak awal. Padahal biasanya kami pulang pada akhir turnamen. Semoga kami bisa sama-sama berhasil pada Olimpiade," kata Tontowi.
Meski tak lagi muda, Tontowi yang kini berusia 29 tahun mengaku masih punya semangat tinggi untuk merebut medali emas. Bagi ayah dari Danish Arsenio Ahmad ini, usia bukan penghalang.
"Harus dijaga mindset-nya, kalau berpikirnya sudah tua, fisik malah jadi gampang capek. Hidup ini penuh perjuangan, kalau mau sukses ya harus berusaha, tidak boleh santai. Di dalam diri, saya adalah pejuang keras. Semoga saya bisa mewujudkan mimpi menjadi juara Olimpiade," kata atlet yang akrab disapa Owi.
Pada Olimpiade Rio 2016, Tontowi akan kembali turun bersama pasangannya, Liliyana Natsir, sedangkan Ahsan akan menjalani debut berpasangan dengan Hendra Setiawan.
Sebelumnya, baik Ahsan dan Hendra, sama-sama telah satu kali berlaga pada Olimpiade. Ahsan (bersama Bona Septano) turun pada Olimpiade London 2012, sementara Hendra (bersama Markis Kido) merupakan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008.