Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis spesialis ganda campuran, Tontowi Ahmad, tak pernah bisa melupakan Olimpiade London 2012. Kala itu, Tontowi dan pasangannya, Liliyana Natsir, gagal menyumbang sekeping medali pun bagi Indonesia.
Tontowi/Liliyana semula punya peluang mencapai babak final dan memperebutkan medali emas. Namun asa ini pupus ketika mereka dikalahkan Xu Chen/Ma Jin (China) pada babak semifinal.
Tontowi/Liliyana akhirnya pulang ke Tanah Air dengan tangan hampa karena juga gagal memenangi laga perebutan medali perunggu. Pada pertandingan tersebut, mereka tumbang di tangan Joachin Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark).
"Saat itu kami memang sangat berandai-andai, terlalu menggebu-gebu mau dapat emas. Karena terlalu berharap, saat kalah pada semifinal kami justru langsung down. Padahal, kami masih punya tugas pada laga perebutan perunggu," tutur Tontowi yang dilansir badmintonindonesia.org, Rabu (3/8/2016).
"Kami seharusnya fokus satu demi satu pertandingan, tetapi kami malah tidak bisa tampil baik saat perebutan medali perunggu. Padahal rekor kami melawan Nielsen/Pedersen lumayan bagus," katanya menambahkan.
Tontowi mengaku telah banyak belajar dari pengalaman tersebut. Dia pun bertekad untuk meraih hasil lebih baik pada Olimpiade Rio 2016.
Tahun ini, Tontowi/Liliyana menempati unggulan ketiga. Mereka akan berjuang bersama sesama pemain pelatnas, Praveen Jordan/Debby Susanto.
"Kondisi sekarang lebih baik karena Indonesia punya beberapa andalan, terutama di nomor ganda campuran. Hal ini cukup berpengaruh juga, saya merasa termotivasi dan tidak mau kalah sama yang lain. Ingin jadi yang terbaik," kata Tontowi.
Sepanjang kalender kompetisi 2016, Tontowi/Liliyana baru meraih satu gelar yakni Malaysia Terbuka. Akan tetapi, dari sisi peringkat, pasangan yang biasa disapa Owi/Butet ini masih termasuk tiga besar dunia.