Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inggris dilanda demam Michael Owen di Piala Dunia 1998. Pada usia 18 tahun, dia menyihir publik dengan penampilan memikat, plus ukiran salah satu gol paling dikenang sepanjang sejarah turnamen.
Badannya mungil, sekilas tampak ringkih dan mudah dijatuhkan. Di balik gambaran tersebut, Owen toh menjadi figur remaja sensasional di Prancis 1998.
Ia diangkut Manajer Inggris, Glenn Hoddle, dengan modal cuma 5 caps sebelumnya.
Alih-alih tertekan tampil di pentas akbar perdana, pria kelahiran 14 Desember 1979 itu menikmati kiprah cemerlang di antara pilar-pilar senior The Three Lions.
Owen mencicipi debut saat Inggris melakoni duel pertama di fase grup dengan menghadapi Tunisia.
Kala itu, pria bernama lengkap Michael James Owen ini mencatat rekor sebagai pemain termuda Inggris yang tampil di Piala Dunia.
Pada laga kedua, rekor lain lahir. Golnya ke gawang Rumania menjadikan Owen pencetak gol termuda Three Lions di turnamen akbar ini.
Baca Juga:
Aksi memikat pada dwilaga perdana menjamin tempat Owen sebagai starter dalam sisa kiprah Inggris di Prancis 1998.
Momen paling terekam muncul pada duel babak 16 besar melawan musuh klasik Inggris, Argentina, pada 30 Juni 1998.
Main sejak awal laga, Owen bertandem dengan sang kapten, Alan Shearer. Dia pun terlibat langsung dalam penciptaan dua gol Three Lions.
Owen memiliki senjata lengkap sebagai pendobrak pertahanan musuh. Dia cepat, lihai memanfaatkan celah kosong, punya dribel memukau, dan pandai mendikte alur permainan.
Agresivitas Owen berujung gol pertama Inggris yang berasal dari eksekusi penalti Shearer.
Hadiah itu diberikan setelah Owen terjatuh di antara impitan dua bek Argentina, Nelson Vivas dan Roberto Ayala.
Ia menerima umpan sundulan Paul Scholes, menggiring bola, meliuk-liuk menuju kotak penalti lawan, hingga harus disenggol paksa agar berhenti.
Penalti itu membuat skor sama kuat 1-1. Tak lama berselang, aksi paling fenomenal muncul. Inggris ganti memimpin 2-1 karena sihir sang bocah ajaib.
Prosesnya berawal dari kejelian Paul Ince mencuri bola dari kaki Claudio Lopez, yang hendak menusuk ke pertahanan Inggris.
Ince secara kilat mengirim bola kepada David Beckham. Nama yang disebut terakhir menyuplai bola lambung terobosan menuju Owen, satu-satunya pemain Inggris di wilayah Argentina.
18 year old Michael Owen announces himself to the world with a wonder goal against Argentina at the 1998 World Cup pic.twitter.com/r3I0Vz1XS5
— The 90s (@90sdecade) June 14, 2014
Pertunjukan pun dimulai. Owen menerima umpan Becks, menggiring bola sambil melakukan sprint menuju kotak penalti musuh di tengah ancaman 3 pemain lawan, lalu menghunjamkan tembakan menyilang ke sisi kanan gawang musuh. Gol!
Torehan Owen itu merupakan gabungan 4 unsur top: sprint, dribel, keseimbangan, dan penyelesaian setara veteran.
Dalam prosesnya, dia meninggalkan Jose Chamot saat adu lari dan tak jatuh saat coba dijegal sang bek, mengecoh Ayala dengan satu sentuhan, serta melepas tembakan terukur.
"Splendido gol! Splendido gol!" Begitu salah satu komentar paling kondang yang diucapkan berkali-kali dalam versi bahasa Italia yang berarti 'gol luar biasa' dari Owen.
"Dia pembunuh berwajah bayi. Penyelesaian akhirnya luar biasa buat ukuran pemain muda. Beberapa pemain akan merasa cemas, tapi dia malah menjadi lebih tenang," kata Hoddle mengenang aksi eks anak buahnya tersebut.
Sayang bagi Three Lions, aksi brilian Owen hanya seperti setitik bintang di langit kelam Inggris di St. Etienne malam itu.
Memori semakin keruh akibat pengusiran Beckham karena insiden menendang Diego Simeone yang legendaris itu.
Inggris akhirnya tersisih karena kalah adu penalti. Namun, aksi Owen selalu dikenang sebagai salah satu gol sprint terbaik di Piala Dunia.